Pamekasan (Antara Jatim) - Harga garam konsumsi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, akhir-akhir ini terus merangkak naik, hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
"Harga garam yang mencapai Rp4.000 ini yang berkualitas bagus, kalau tidak terlalu bagus antara Rp3.500 hingga Rp3.700 per kilogram," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemkab Pamekasan Nurul Widiastutik kepada Antara per telepon, Rabu malam.
Nurul menjelaskan, mengetahui perkembangan harga garam di tingkat petani, berdasarkan laporan tim penyuluh lapangan dari sejumlah lokasi petambak garam di wilayah itu.
Ia menuturkan, tahun lalu, harga garam di tingkat petani paling mahal Rp700/Kg untuk kualitas bagus, sedangkan untuk kualitas sedang Rp300 hingga Rp500 per kilogram.
Menurut Nurul, mahalnya harga garam konsumsi di tingkat petani saat ini, karena stok garam di Pamekasan memang sedikit.
"Soalnya petambak kan baru mulai menggarap lahan, akibat selama ini sering turun hujan," ujar Nurul.
Mahalnya harga jual garam ini, membuat sebagian petambak garam melakukan cara-cara yang kurang baik, seperti memanen lebih awal.
"Banyak garam muda yang dipanen, karena, harganya sudah sangat mahal," kata Nurul menuturkan.
Pemkab, kata dia, tetap mengarahkan petambak agar tidak mengubah pola produksi, karena nantinya yang rugi adalah petani itu sendiri.
Luas lahan garam di Kabupaten Pamekasan mencapai 917,22 hektare dengan jumlah produksi mencapai 89.282 ton, tersebar di tiga kecamatan.
Masing-masing di Kecamatan Galis seluas 465,67 hektare dengan produksi garam mencapai 43.017 ton, Kecamatan Pademawu seluas 441,05 hektare dengan produksi garam mencapai 44.422 ton dan di Kecamatan Tlanakan seluas 10,5 hektare dengan jumlah produksi mencapai 1.843 ton.
Dari total luasan lahan 917,22 hektare ini, produktivitasnya mencapai 97,36 ton per hektare.
Menurut Kepala DKP Pamekasan Nurul Widiastutik, produksi garam sebanyak 89.282 ton itu dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
"Tapi jika kemarau bagus hingga mencapai 6 bulan seperti tahun 2015, maka produksinya bisa mencapai 120.000 hektare lebih," ujarnya, menjelaskan. (*)