Lamongan (Antara Jatim) - Mantan kombatan yang pernah terlibat dalam kasus terorisme, Ali Fauzi,
memimpin rekan-rekannya yang mantan kombatan dan napi teroris mengucap
sumpah setia kepada Negara Kesatuan Indonesia di Lamongan, Jawa Timur,
Jumat.
Ali yang kini menjadi Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian itu
membacakan ikrar saat Dialog Kebangsaanan, Peresmian, dan Penggunaan
Ibadah di Komplek Masjid Baitul Muttaqien Desa Tenggulun, Solokuro.
Rekan Ali yang juga mantan teroris, Kh Ghozali yang sebelumnya
selaku komandan perampokan Bank CIMB dan tercatat dua kali masuk penjara
karena menembak polisi, dan Yudi mahasiswa IPDN serta Sofyan penembak
polisi juga ikut berikrar.
"Ini adalah sebuah upaya kami mengubah cara pandang dan perilaku.
Dulu kami berlawanan dengan polisi, namun sekarang berkawan. Dulu ingin
runtuhkan NKRI, sekarang kami ingin setia membangun NKRI bersama sama,"
kata Ali dalam sumpahnya.
Narasi lain dalam ikrar setia itu berbunyi kami ingin bersama
mencegah terorisme, kami cinta Indonesia, merawat ukhuwah, merajut
perdamaian, dan hidup Indonesia.
Ali mengatakan, Yayasan Lingkar Perdamaian yang didirikan oleh
mantan napi teroris dan mantan kombatan adalah awal Yayasan yang
dibentuk dari keprihatinan adanya napi teroris yang setelah keluar dari
penjara masih melakukan tindakan teror.
"Oleh karena itu, yayasan ini menjadi bagian dari alternatif
pembinaan mantan napi teroris, sebab tidak mudah mengubah cara pandang
dan ideologi kekerasan. Tapi sekarang kami cinta dan setia pada NKRI,"
katanya.
Pada acara ikrar itu, hadir Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) Irjen Pol Suhardi Alius, dan menurutnya program di Desa
Tenggulun adalah bagian dari upaya untuk menguraikan masalah, kenapa
ada masyarakat yang menjadi radikal.
"Pak Bupati Lamongan, saya minta tolong setiap minggu agar ada
dari Dinas Pendidikan untuk hadir di sini, memberikan materi
kebangsaan," kata Suhardi kepada Bupati Lamongan, Fadeli yang hadir
dalam acara itu.
Menanggapi hal itu, Fadeli mengatakan salah satu faktor yang
menimbulkan radikalisme adalah persoalan ekonomi, sehingga Pemkab
Lamongan terus mendorong pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Lamongan.
"Lamongan adalah lumbung pangannya Jatim dan nasional, dan kami
saat ini sedang fokus di bidang pertanian untuk mengingkatkan
kesejahteraan masyarakat," kata Fadeli dalam keterangan pers yang
dikirim pemkab setempat.(*)
memimpin rekan-rekannya yang mantan kombatan dan napi teroris mengucap
sumpah setia kepada Negara Kesatuan Indonesia di Lamongan, Jawa Timur,
Jumat.
Ali yang kini menjadi Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian itu
membacakan ikrar saat Dialog Kebangsaanan, Peresmian, dan Penggunaan
Ibadah di Komplek Masjid Baitul Muttaqien Desa Tenggulun, Solokuro.
Rekan Ali yang juga mantan teroris, Kh Ghozali yang sebelumnya
selaku komandan perampokan Bank CIMB dan tercatat dua kali masuk penjara
karena menembak polisi, dan Yudi mahasiswa IPDN serta Sofyan penembak
polisi juga ikut berikrar.
"Ini adalah sebuah upaya kami mengubah cara pandang dan perilaku.
Dulu kami berlawanan dengan polisi, namun sekarang berkawan. Dulu ingin
runtuhkan NKRI, sekarang kami ingin setia membangun NKRI bersama sama,"
kata Ali dalam sumpahnya.
Narasi lain dalam ikrar setia itu berbunyi kami ingin bersama
mencegah terorisme, kami cinta Indonesia, merawat ukhuwah, merajut
perdamaian, dan hidup Indonesia.
Ali mengatakan, Yayasan Lingkar Perdamaian yang didirikan oleh
mantan napi teroris dan mantan kombatan adalah awal Yayasan yang
dibentuk dari keprihatinan adanya napi teroris yang setelah keluar dari
penjara masih melakukan tindakan teror.
"Oleh karena itu, yayasan ini menjadi bagian dari alternatif
pembinaan mantan napi teroris, sebab tidak mudah mengubah cara pandang
dan ideologi kekerasan. Tapi sekarang kami cinta dan setia pada NKRI,"
katanya.
Pada acara ikrar itu, hadir Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) Irjen Pol Suhardi Alius, dan menurutnya program di Desa
Tenggulun adalah bagian dari upaya untuk menguraikan masalah, kenapa
ada masyarakat yang menjadi radikal.
"Pak Bupati Lamongan, saya minta tolong setiap minggu agar ada
dari Dinas Pendidikan untuk hadir di sini, memberikan materi
kebangsaan," kata Suhardi kepada Bupati Lamongan, Fadeli yang hadir
dalam acara itu.
Menanggapi hal itu, Fadeli mengatakan salah satu faktor yang
menimbulkan radikalisme adalah persoalan ekonomi, sehingga Pemkab
Lamongan terus mendorong pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Lamongan.
"Lamongan adalah lumbung pangannya Jatim dan nasional, dan kami
saat ini sedang fokus di bidang pertanian untuk mengingkatkan
kesejahteraan masyarakat," kata Fadeli dalam keterangan pers yang
dikirim pemkab setempat.(*)