"Kalau kami lihat di Bondowoso sudah banyak pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) maupun usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi beberapa produk lokal yang berpotensi dan perlu dukungan pemerintah daerah," katanya usai menjadi narasumber pelatihan pelaksanaan ekspor sementara terhadap pelaku usaha IKM/UKM di Aula Hotel Palm Bondowoso, Rabu.
Ia mengemukakan, karena sudah banyak produk lokal yang diproduksi oleh pelaku usaha industri kecil menengah maupun usaha kecil menengah di Kota Tapai itu seperti produk batik tradisional dan beberapa komoditas pertanian serta produk kerajinan lainnya, sehingga pemerintah daerah tinggal membantu jaringan pemasarannya.
Secara umum, katanya, pertumbuhan ekonomi kreatif dalam dua tahun terakhir cukup meningkat dan menggembirakan dan Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BE KRAF) cukup membantu pelaku IKM/UKM yang salah satunya terlaksananya pelatihan pelaksanaan ekspor.
"Komisi X DPR RI bersama dengan BE KRAF sudah lama bermitra dan secara nasional telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan terhadap pelaku IKM/UKM dari kabupaten/kota satu ke lainnya, dan karena BE KRAF masih lembaga baru tentu banyak tantangan dan persoalan yang perlu diselesaikan," katanya.
Ditanya terkait dengan banyaknya pelaku IKM/UKM yang berhenti atau tidak memproduksi kembali karena terkendala minimnya pemasaran, menurut Anis, memang sudah menjadi tugas pemerintah untuk membantu jaringan pemasaran.
"Misalnya tugas pemerintah melakukan penggambungan pelaku ekonomi kreatif dengan industri, karena tanpa penggabungan ekononi kreatif dengan bidang-bidang lain yang saling menguatkan dan oleh karenanya kedepan bagaimana industri juga menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi kreatif," ucapnya. (*)
Video oleh: Novi Husdinariyanto