Nganjuk (Antara Jatim) - Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko meminta prajurit serta seluruh relawan yang membantu pencarian korban tertimbun di Desa Kepel, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, lebih waspada serta hati-hati.
"Volume tanah yang bergeser juga besar dan ini tentunya membutuhkan kehati-hatian dalam melakukan pencarian korban," katanya saat meninjau lokasi posko di Dusun Sumberbendo, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Selasa.
Ia mengatakan, pencarian korban memang membutuhkan waktu dan saat ini tim pun berupaya maksimal mencari korban. Ia pun menegaskan, hingga kini belum ada upaya alternatif model pencarian lainnya, sehingga masih menggunakan pola sebelumnya.
Pencarian korban pascalongsor Minggu (9/4) hanya menggunakan cara manual. Alat berat baru masuk ke lokasi beberapa hari setelahnya. Salah satu kendalanya, selain jalan yang sempit, jalur menuju lokasi longsor naik turun.
"Kami belum menemukan cara yang lebih baik selian cara yang saat ini. Kami minta waspada, mengingat kita juga tidak tahu, kadang ada pontensi longsor dan sebagainya," katanya.
Pangdam juga menegaskan, kedatanganya ke lokasi tanah longsor di Dusun Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk itu, ia ingin mengecek secara langsung langkah darurat yang dilakukan. Terlebih lagi, hal ini juga melibatkan prajurit.
Ia pun sebelumnya juga telah meninjau lokasi longsor di Kabupaten Ponorogo. Ia pun menegaskan, seluruh prajurit akan melakukan langkah terbaik dan maksimalnya selama tangga darurat ini berlaku.
"Kami mendukung sepenuhnya. Bupati juga sudah menyampaikan kesiapan melakukan apa yang diminta keluarga, dan para prajurit akan berusaha menjadi bagian dari solusi, memastikan semua di lapangan dilakukan sebaik-baiknya," katanya menjelaskan.
Dalam kesempatan tersebut, Pangdam juga memberikan bantuan pada ahli waris dari lima korban tertimbun. Bantuan itu diberikan secara langsung. Pangdam juga meninjau lokasi lokasi longsor dengan mengendari motor trail.
Dalam kunjungannya, Pangdam juga didampingi sejumlah pejabat dari satuannya. Ia diterima oleh Bupati Nganjuk Taufiqurrahman, serta para pejabat dari instansi lainnya.
Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Longsor sempat membendung sungai, menyebabkan terjadinya bendungan alam.
Longsor itu menyebabkan tingkat kedalaman longsor mencapai 40 meter, membuat petugas pun harus berupaya keras mencari para korban. Dalam musibah itu, lima orang menjadi korban.
Petugas pun berupaya keras mencari korban tersebut. Bahkan, jumlah personel yang diterjunkan juga ditambah. Selain itu, dalam pencarian korban juga memanfatkan beragam alat, termasuk menerjunkan eskavator, hingga anjing pelacak. (*)
Video oleh: Asmaul H