Mojokerto (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur akan menjadikan Desa Trowulan
sebagai "Kampung Wader" guna mendukung upaya untuk menunjang kegiatan
Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) di kabupaten setempat.
Plt Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Saptaningdyah Praptini, Rabu mengatakan program Provinsi Jatim sebagai penunjang kegiatan Forikan Kabupaten Mojokerto salah satunya menetapkan Desa Trowulan sebagai Kampung Wader.
"Program Provinsi Jatim 2017 yang menunjang kegiatan Forikan Kabupaten Mojokerto, yakni penetapan Desa Trowulan sebagai `Kampung Wader`," katanya dalam kegiatan rapat kerja Forikan Kabupaten Mojokerto 2017 di Pendopo Graha Majatama.
Selain itu, pengembangan budi daya ikan wader di Desa Trowulan, pengembangan warung-warung wader yang juga dipusatkan di Desa Trowulan.
Ia mengatakan ada beberapa program kerja Forikan tahun 2017 antara lain lomba masak ikan tingkat kecamatan yang dilaksanakan di 18 kecamatan.
"Kegiatan peningkatan SDM yang dilaksanakan di empat wilayah eks pembantu bupati untuk 350 peserta, lomba masak ikan tingkat kabupaten dengan peserta siswa SLTP, tingkat provinsi, lomba mewarnai tingkat kabupaten untuk PAUD sebanyak 600 anak dan promosi makan ikan yang diikuti 1.000 anak," katanya.
Sementara itu, Forikan Kabupaten Mojokerto Ikfina Kamal Pasa meyakini ketidaktersediaan laut pada geografis Kabupaten Mojokerto, bukan alasan untuk malas mengkonsumsi ikan terutama dari laut.
"Sebab infrastruktur penghubung ke berbagai daerah pemasok ikan laut, kini makin lancar dan mudah diakses," katanya.
Ia menjelaskan konsumsi ikan perorang setiap tahunnya di Kabupaten Mojokerto, tercatat masih sekitar 19 kilogram.
"Sementara target provinsi sudah 26 kilogram dan target nasional mencapai 30 kilogram, ini menjadi catatan penting ke depan. Meski secara geografis tidak punya laut, itu bukan kendala. Karena akses jalan ke daerah penghasil ikan laut sudah sangat baik, sehingga ketersediaan ikan laut di daerah ini bisa dipasok dengan baik," katanya.
Ia meminta agar ketua Forikan kecamatan untuk melakukan koordinasi terkait pentingnya makan ikan dengan dinas atau instansi terkait.
"Kepada ketua Forikan kecamatan, saya minta untuk terus melakukan koordinasi dengan UPT Dinas Kesehatan dan masing-masing Puskesmas, misalnya waktu penyuluhan ibu hamil," ujarnya.
Selain itu, juga dengan Dinas Pendidikan terkait sosialisasi pentingnya makan ikan kepada siswa mulai PAUD hingga tingkat SMP.
Sebagai informasi, tingkat pencapaian konsumsi ikan di Kabupaten Mojokerto sejak tahun 2010 sampai tahun 2016, secara berkelanjutan mengalami peningkatan dan melampaui target yang ditetapkan.
Kecuali tahun 2015 yang belum bisa memenuhi target, yakni realisasi sebesar 18,40 kilogram dari target sebesar 18,55 kilogram.
Pencapaian tingkat konsumsi ikan pada tahun 2016 sebanyak 19,14 kilogram atau mengalami peningkatan sekitar 4 persen. Meski secara angka mengalami peningkatan, angka tersebut masih berada di bawah target provinsi dan nasional.(*)
Plt Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Saptaningdyah Praptini, Rabu mengatakan program Provinsi Jatim sebagai penunjang kegiatan Forikan Kabupaten Mojokerto salah satunya menetapkan Desa Trowulan sebagai Kampung Wader.
"Program Provinsi Jatim 2017 yang menunjang kegiatan Forikan Kabupaten Mojokerto, yakni penetapan Desa Trowulan sebagai `Kampung Wader`," katanya dalam kegiatan rapat kerja Forikan Kabupaten Mojokerto 2017 di Pendopo Graha Majatama.
Selain itu, pengembangan budi daya ikan wader di Desa Trowulan, pengembangan warung-warung wader yang juga dipusatkan di Desa Trowulan.
Ia mengatakan ada beberapa program kerja Forikan tahun 2017 antara lain lomba masak ikan tingkat kecamatan yang dilaksanakan di 18 kecamatan.
"Kegiatan peningkatan SDM yang dilaksanakan di empat wilayah eks pembantu bupati untuk 350 peserta, lomba masak ikan tingkat kabupaten dengan peserta siswa SLTP, tingkat provinsi, lomba mewarnai tingkat kabupaten untuk PAUD sebanyak 600 anak dan promosi makan ikan yang diikuti 1.000 anak," katanya.
Sementara itu, Forikan Kabupaten Mojokerto Ikfina Kamal Pasa meyakini ketidaktersediaan laut pada geografis Kabupaten Mojokerto, bukan alasan untuk malas mengkonsumsi ikan terutama dari laut.
"Sebab infrastruktur penghubung ke berbagai daerah pemasok ikan laut, kini makin lancar dan mudah diakses," katanya.
Ia menjelaskan konsumsi ikan perorang setiap tahunnya di Kabupaten Mojokerto, tercatat masih sekitar 19 kilogram.
"Sementara target provinsi sudah 26 kilogram dan target nasional mencapai 30 kilogram, ini menjadi catatan penting ke depan. Meski secara geografis tidak punya laut, itu bukan kendala. Karena akses jalan ke daerah penghasil ikan laut sudah sangat baik, sehingga ketersediaan ikan laut di daerah ini bisa dipasok dengan baik," katanya.
Ia meminta agar ketua Forikan kecamatan untuk melakukan koordinasi terkait pentingnya makan ikan dengan dinas atau instansi terkait.
"Kepada ketua Forikan kecamatan, saya minta untuk terus melakukan koordinasi dengan UPT Dinas Kesehatan dan masing-masing Puskesmas, misalnya waktu penyuluhan ibu hamil," ujarnya.
Selain itu, juga dengan Dinas Pendidikan terkait sosialisasi pentingnya makan ikan kepada siswa mulai PAUD hingga tingkat SMP.
Sebagai informasi, tingkat pencapaian konsumsi ikan di Kabupaten Mojokerto sejak tahun 2010 sampai tahun 2016, secara berkelanjutan mengalami peningkatan dan melampaui target yang ditetapkan.
Kecuali tahun 2015 yang belum bisa memenuhi target, yakni realisasi sebesar 18,40 kilogram dari target sebesar 18,55 kilogram.
Pencapaian tingkat konsumsi ikan pada tahun 2016 sebanyak 19,14 kilogram atau mengalami peningkatan sekitar 4 persen. Meski secara angka mengalami peningkatan, angka tersebut masih berada di bawah target provinsi dan nasional.(*)