Magetan (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Jawa Timur, masih menangani sebanyak 135 anak bawah lima tahun (balita) di wilayahnya yang mengalami kasus kurang gizi ataupun gizi buruk.
"Balita yang menderita kurang gizi tersebut selalu silih berganti. Ada yang sudah sembuh setelah ditangani, lalu muncul lagi penderita baru," ujar Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Magetan Elisa Chandra Sari kepada wartawan, Senin.
Menurut dia, dari sebanyak 135 balita penderita gizi buruk tersebut, sebanyak 45 kasus di antaranya temuan baru tahun ini. Sedangkan yang 90 balita merupakan sisa dari penanganan pada tahun 2016.
Banyak fator yang mempengaruhi seorang anak balita mengalami gizi buruk. Di antaranya karena faktor ekonomi, sakit bawaan, dan pola asuh orang tua yang kurang baik.
Dari beberapa faktor penyebab tersebut, paling banyak disebabkan karena pola asuh orang tua yang kurang baik. Minimnya pengetahuan orang tua terkait makanan dan minuman yang mengandung nilai gizi ikut menyumbang banyak kasus kasus gizi buruk di Magetan, yakni mencapai 48,06 persen di tahun 2016.
Sedangkan di tahun ini, hingga Februari, akibat pola asuh yang tidak benar telah menyumbang 38,52 persen penyebab gizi buruk pada balita Magetan.
"Selain itu, faktor penyakit bawaan juga bisa dimungkinkan dari masa kehamilan sang ibu yang asupan nutrisi kurang dan lainnya. Adapun, kasus terbanyak terdapat di Kecamatan Lembeyan," kata dia.
Guna menangani kasus gizi buruk, pihaknya melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) yang mengandung gizi seimbang. Namun, upaya tersebut tidak berjalan lama karena terkendala dana. Pihaknya hanya bisa mencukupi dalam jangka waktu tiga bulan saja.
Pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada orang tua dengan aktif melibatkan kader posyandu di tiap desa dan puskesmas.
Elisa menambahkan, jangka waktu penyembuhan antara satu balita dengan lainnya berbeda. Itu tergantung kondisi tubuh balita bersangkutan. Biasanya penyembuhan akan sulit dilakukan jika balita menderita penyakit penyerta.
Adapun dugaan kasus gizi buruk yang baru-baru ini terjadi di Magetan dialami oleh balita perempuan bernama Salsabila Putri Setiyono berusia satu tahun sembilan bulan asal Desa Bangunasri, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, yang dirawat di RSUD dr Sayidiman Magetan. Salsa panggilan akrabnya, merupakan anak yang diadopsi oleh pasangan Suwarti dan Dwi Totok Setiyono.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter anak setempat, Salsa mengalami keterlambatan pertumbuhan. Dalam kondisi normal, bayi berusia 21 bulan seharusnya sudah bisa berdiri. Namun, jangankan untuk tengkurap dan miring, duduk saja Salsa belum mampu. Selama ini ia hanya bisa terbaring lemah.
Diduga, Salsa mengalami shock berkepanjangan akibat kekurangan kalsium. Hal itu membuatnya diare tiada henti dan kesadaran menurun. (*)