Bondowoso (Antara Jatim) - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bondowoso Pasidi Shidik mengemukakan dua penderita demam berdarah dengue (DBD) meninggal dunia selama dua bulan terakhir.
"Dua penderita demam berdarah dengue ini tercatat meninggal dunia pada Januari dan Februari 2017, satu penderita perempuan anak-anak dan satu penderita lainnya orang dewasa," katanya di Bondowoso, Jawa Timur, Rabu.
Ia menyebutkan dua penderita DBD yang meninggal dunia pada Januari dari jenis kelamin perempuan usia 12 tahun warga Desa Walidono, Kecamatan Prajekan, sedangkan pada Februari korban meninggal dunia akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut perempuan usia 42 tahun warga Desa Sumber Kalong, Kecamatan Wonosari.
Untuk jumlah kasus demam berdarah selama Januari hingga Februari tahun ini (2017), katanya, tercatat sebanyak 166 kasus dan terbagi pada Januari sebanyak 143 kasus dan Februari menurun menjadi 23 kasus.
"Bila dibandingkan pada Januari tahun lalu (2016) yakni 110 kasus dengan satu orang meninggal dunia, sementara pada Febuari 2016 tercatat ada 128 kasus dan penderita meninggal dunia dua orang," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa dua orang penderita yang meninggal akibat demam berdarah itu dikarenakan penderita terlambat dibawa ke rumah sakit dan juga penderita dalam kondisi "shock syndrome dengue" atau SSD.
Guna mengurangi semakin berkembang biaknya jentik nyamuk aedes aegypti itu, lanjut dia, petugas dari dinas kesehatan setempat sudah mengambil langkah melakukan pengasapan (foging).
"Selain itu juga dilakukan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) dan penyedian logistik penangulangan DBD. Kalau sebelumnya pemantau jentik adalah petugas yang datang ke rumah-rumah dan melaporkan tetapi sekarang setiap kepala keluarga itulah jadi juru pemantau jentik dan melaporkan," tuturnya. (*)