Probolinggo (Antarajatim) - Wali kota Probolinggo Rukmini mencanangkan Gerakan Masyarakat Tanam Cabai (Gemas Tancab) seiring dengan mahalnya harga cabai akibat pasokannya yang berkurang di wilayah kota setempat.
"Saya mencanangkan gerakan ini karena fenomena harga cabai akhir-akhir ini yang diluar perkiraan kita semua," katanya di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.
Menurutnya tanaman cabai sebenarnya mudah ditanam di pekarangan rumah, namun kini harganya terus melambung tinggi, bahkan diatas Rp100.000 per kilogram.
"Dengan banyaknya warga yang menanam cabai di pekarangan rumahnya, maka diharapkan harga cabai tidak melambung tinggi. Saya berharap Gerakan Masyarakat Tanam Cabai bisa dilakukan warga secara masif," katanya.
Tanaman cabai memiliki masa hidup antara 2 sampai 3 tahun, sedangkan untuk masa panen, cabai mulai berbuah dan siap panen antara usia 70 sampai 90 hari.
Sementara salah seorang warga Kota Probolinggo Hasanah mengaku setuju dengan pencanangan "Gemas Tancab" oleh Wali kota Probolinggo karena harga cabai sudah diluar kewajaran.
"Harga cabai menembus Rp130 ribu per kilogram, sehingga hal itu menyebabkan ibu rumah tangga harus mengurangi pembelian cabai, apalagi keluarga saya suka makanan pedas," tuturnya.
Ia mengaku sudah membeli beberapa bibit cabai dua pekan lalu sebelum pencanangan Gerakan Masyarakat Tanam Cabai yang diluncurkan Wali kota Rukmini, sehingga diharapkan ke depan dapat memetik cabai hasil panen sendiri.
Data di Siskaperbapo Kota Probolinggo tercatat harga cabai rawit mengalami penurunan dari Rp133.000 menjadi Rp131.000 per kilogram, sedangkan untuk cabai biasa mengalami kenaikan dari Rp24.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.
Sepekan lalu harga cabai di sejumlah pasar tradisional Kota Probolinggo menembus Rp135.000 per kilogram dan harga cabai tersebut lebih tinggi dibandingkan harga daging sapi di kota setempat sebesar Rp92.000 per kilogram.(*)