Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro mengimbau petani di daerah genangan
banjir luapan Bengawan Solo yang kembali menanam padi setelah tanaman
padinya gagal panen terendam banjir ikut asuransi usaha tanam padi
(AUTP).
"Kami imbau petani yang menanam padi kembali ikut AUTP agar kalau
terjadi banjir susulan Bengawan Solo tidak merugi lagi," kata Kepala
Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, di Bojonegoro, Kamis.
Namun, menurut dia, persyaratan utama petani ikut AUTP yaitu mendaftar dulu paling tidak sepekan sebelum menanam padi.
"Kalau sudah menanam padi baru mendaftar AUTP ya jelas tidak bisa,
apalagi banjir sudah datang merendam tanaman padi," katanya, menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan program AUTP ditangani petugas penyuluh
lapangan (PPL) dinas pertanian yang langsung berhubungan dengan petani.
Selain itu, juga sudah ada petugas PT Asuransi Jasa Indonesia
(Jasindo) Surabaya yang menarik iuran keikutsertaan petani dalam program
AUTP yang besarnya Rp36.000 per hektare selama semusim.
Menurut dia, dalam program AUTP itu kalau tanaman padi mengalami
kegagalan panen disebabkan musibah banjir maka akan memperoleh klaim
asuransi sebesar Rp6 juta per hektare.
Ia memperkirakan sekitar 6.000 hektare tanaman padi di sejumlah
desa di Kecamatan Kanor, Baureno, juga kecamatan lainnya yang gagal
panen terendam air banjir luapan Bengawan Solo awal Desember lalu.
"Ada 474 petani dengan tanaman padi 175,1 hektare di Kecamatan
Baureno dan Kanor yang memperoleh klai asuransi AUTP karena gagal
panen," kata Kepala Bidang Usaha Tanaman padi dan Horlikultura Dinas
Pertanian Zaenal Fanani, menambahkan.
Seorang petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Hadi
menambahkan sebagian petani di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan
Baureno, yang daerahnya masuk genangan banjir rutin Bengawan Solo
kembali menanam padi sejak sepekan terakhir.
Di desanya, kata dia, petani yang menanam padi ada belasan petani
dengan membeli benih dari Desa Nglarangan, juga Kecamatan Kanor yang
tidak terkena banjir Bengawan Solo dengan harga Rp200 ribu per petak.
"Benih padi satu petak itu cukup untuk sawah sekitar 1 hektare," ucap dia yang juga menanam padi sekitar 1 hektare.
Hanya saja, menurut dia, petani di desanya tidak ada yang masuk program AUTP, karena banyak yang tidak tahu.
"Perangkat di desa kami juga tidak ada yang memberitahu kepada petani soal program AUTP," ucapnya, menambahkan.(*)
Dinas Pertanian Bojonegoro Imbau Petani Ikut AUTP
Kamis, 5 Januari 2017 17:03 WIB
"Kalau sudah menanam padi baru mendaftar AUTP ya jelas tidak bisa, apalagi banjir sudah datang merendam tanaman padi," katanya menegaskan.