Beijing/West Palm Beach, Florida (Antara) - China akan mengembalikan drone bawah laut milik Amerika Serikat yang disita sebuah kapal angkatan laut China pekan ini di Laut China Selatan, namun Beijing mengeluhkan kelakuan Washington yang mengekspos insiden itu secara sensasional.
Drone yang dinamai 'wahana bawah laut tak berawak' (UUV) disita Kamis pekan ini yang adalah pertama kali wahana sejenis ini disita. Pentagon lalu berbicara ke publik bahwa mereka mengeluhkan aksi itu seraya bersumpah untuk meminta drone itu dikembalikan.
"Melalui kontak langsung dengan pihak berwenang China, kami mencapai kesepakatan bahwa China akan mengembalikan UUV itu ke Amerika Serikat," kata Juru Bicara PentagonPeter Cook seperti dikutip Reuters.
Insiden itu memicu kritik dari Presiden terpilih Donald Trump yang bersumpah akan mengambil pendekatan yang lebih agresif kepada China.
Drone yang disebut Pentagon tengah beroperasi tidak melanggar hukum dan jelas ditandai milik AS, tengah mengumpulkan data tentang kadar garam, suhu dan kejernihan air yang berada 50 mil laut barat laut Teluk Subic, lepas pantai Filipina.
Drone itu disita Kamis ketika USNS Bowditch akan menariknya, kata para pejabat AS.
Kementerian Pertahanan China menyatakan sebuah kapal perangnya menemukan bagian perlengkapan tak teridentifikasi dan memeriksanya untuk mencegah timbulnya masalah keamanan navigasi laut sebelum menyadarinya bahwa perangkat itu adalah drone milik AS.
"China memutuskan mengembalikannya kepada pihak AS dalam kondisi layak. China dan AS telah berkomunikasi mengenai hal ini," kata kementerian pertahanan China dalam laman webnya.
Insiden itu sendiri membuat Donald Trump terusik dan lalu berkicau di Twitter, "China mencuri drone riset Angkatan Laut Amerika Serikat di perairan internasional, merampasnya dari dalam air dan membawanya ke China tanpa tedeng aling-aling". (*)