Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah warga mengeluhkan "kekacauan" yang terjadi saat prosesi "purak" (rebutan) tumpeng yang tidak terkendali di akhir ritual budaya bersih nagari memperingati hari jadi ke-811 Kabupaten Tulungagung di Tulungagung, Jawa Timur, Jumat.
"Itu petugasnya yang harusnya berjaga malah ikut-ikutan berebut isi tumpeng. Ya pasti kacau," cetus Totok, pengunjung asal Blitar yang sengaja datang untuk menyaksikan prosesi bersih nagari di Tulungagung.
Kekecewaan juga diungkapkan sejumlah warga yang mengantre di depan gerbang pendopo Kabupaten Tulungagung.
Mereka kesal lantaran dua bucengan atau tumpeng raksasa berisi aneka buah dan hasil bumi yang harusnya dibawa keluar justru telah diacak-acak petugas bagian pengamanan, tamu undangan serta wartawan saat baru beranjak dari teras pendopo.
Akibatnya, rebutan tidak terkendali. Warga yang terlanjur menunggu di depan pintu gerbang pun hanya kebagian sisa tumpeng setelah beberapa petugas memaksa mobil pikap pengangkut dua tumpengan raksasa bergerak ke arah taman alun-alun kota.
"Panitia harusnya tahu porsi dan kapasitasnya dalam melakukan pengamanan. Bukan malah menjadi bagian dari hiruk-pikuk serta eforia yang memicu keruwetan. Kasihan warga yang sudah terlanjur menunggu di luar," kata Heru, warga Tulungagung.
Salah satu petugas keamanan, Agus mengakui "kekacauan" selalu terjadi saat prosesi purak tumpeng.
Warga dan petugas yang tidak sabar menunggu kerap nekat beraksi lebih dulu meski posisi kedua tumpeng raksasa berisi aneka hasil bumi dan gunungan nasi kuning beserta lauk-pauk baru dibawa keluar teras pendopo.
"Susah juga, karena massa tidak terkendali. Kami berjaga pun kewalahan," katanya.
Kendati diwarnai kekacauan saat purak tumpeng, secara keseluruhan prosesi bersih nagari dalam rangka memperingati hari jadi ke-811 Kabupaten Tulungagung berjalan lancar.
Diawali upacara bersama mengenakan pakaian adat di depan kantor Pemkab Tulungagung, acara dilanjutkan dengan kirab tumpeng menuju pendopo diiringi puluhan penari berpakaian tradisional.
Bupati Tulungagung Syahri Mulyo mengatakan ritual bersih nagari merupakan puncak seremoni peringatan HUT ke-811 Kabupaten Tulungagung sekaligus sebagai ajang "nguri-uri" atau melestarikan budaya daerah setempat.
"Tradisi semacam ini harus terus dilestarikan supaya generasi muda kita tidak lupa sejarah," ucapnya.
Ia tidak mengomentari kekacauan kecil yang terjadi di akhir prosesi bersih nagari di depan pendopo.
"Dalam ritual kali ini kami, setelah berkoordinasi dengan pimpinan DPRD, pak wabup, seremoni upacara dan ritual bersih nagari digabung dalam satu rangkaian untuk bernostalgia seperti pelaksanaan kegiatan hari jadi Tulungagung di masa-masa yang lalu," kata Syahri.(*)
Warga Keluhkan "Kekacauan" saat Proses Purak Tumpeng
Jumat, 18 November 2016 17:03 WIB
"Panitia harusnya tahu porsi dan kapasitasnya dalam melakukan pengamanan. Bukan malah menjadi bagian dari hiruk-pikuk serta eforia yang memicu keruwetan. Kasihan warga yang sudah terlanjur menunggu di luar," kata Heru, warga Tulungagung.