Jember (Antarajatim) - Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jember, Jawa Timur selama Januari hingga November 2016 mencapai 460 orang berdasarkan data Dinas Kesehatan kabupaten setempat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Bambang Suwartono, Kamis, mengatakan jumlah kasus DBD selama beberapa bulan terakhir di seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)di Jember cenderung menurun, meskipun sudah memasuki musim hujan.
"Data yang tersebar di 50 puskesmas mencatat jumlah penderita DB sejak Juli hingga Oktober 2016 rata-rata 20-25 orang setiap bulan, sehingga masih dalam kategori sangat aman," tuturnya usai rapat dengar pendapat di DPRD Jember.
Data Dinkes mencatat jumlah penderita DBD pada bulan Januari sebanyak 79 orang, Februari sebanyak 65 orang, Maret sebanyak 54 orang, April sebanyak 65 orang, Mei sebanyak 59 orang, Juni sebanyak 40 orang, Juli sebanyak 23 orang, Agustus sebanyak 25 orang, September sebanyak 23 orang, Oktober sebanyak 22 orang dan pada awal November tercatat sebanyak tiga orang.
"Kami imbau warga tetap aktif melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) selama musim hujan ini, meskipun jumlah kasus DBD di Jember selama beberapa bulan terakhir cenderung menurun," katanya.
Sementara Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Dinkes Jember Dyah Kusworini mengatakan kawasan endemik DBD berdasarkan jumlah kasus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu masih berada di kawasan kota.
"Berdasarkan data jumlah kasus DBD selama Januari-November 2016 tertinggi berada di Puskesmas Patrang sebanyak 37 kasus, Puskesmas Sumbersari sebanyak 23 kasus dan Puskesmas Kaliwates sebanyak 19 kasus," tuturnya.
Selama memasuki musim hujan, lanjut dia, tren kasus DBD di Jember cenderung menurun karena program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) yang digalakkan beberapa bulan lalu dan gerakan PSN secara rutin.
"Saya imbau kepada masyarakat untuk segera membawa penderita DBD yang memiliki gejala demam tinggi, timbul bintik merah, mual dan pusing ke pelayanan kesehatan terdekat untuk menghindari kematian karena sebagian besar kasus meninggalnya pasien DBD akibat terlambat membawa ke rumah sakit," katanya.
Kecamatan yang menjadi endemik DBD di Jember masih kawasan kota yakni Kecamatan Sumbersari, Patrang, dan Kaliwates, sedangkan di pinggiran seperti Kecamatan Puger, Kencong, dan Gumukmas.(*)