Kediri (Antara Jatim) - Atap bangunan Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Kediri, Jawa Timur, ambruk dan melukai dua orang pegawai yang saat itu sedang bekerja.
Kepala Polsek Kota Kediri Kompol Totok Widiarto mengemukakan musibah itu terjadi tidak lama setelah hujan gerimis. Secara tiba-tiba, atap gedung BPR tersebut ambruk.
"Menurut keterangan saksi, tiba-tiba ada suara gemeretak dari atas dan mereka langsung berhamburan. Saat itu, ada sekitar 10 orang yang masih di kantor," katanya ditemui di lokasi kejadian, Jalan Erlangga, Kota Kediri, Senin sore.
Ia mengatakan, saat kejadian para pegawai masih belum pulang, sebab mereka harus lembur. Mereka mengerjakan laporan, mengingat saat ini sudah tutup bulan.
Namun, dari 10 orang yang berada di dalam ruangan tidak semua berhasil menyelamatkan diri. Terdapat dua orang pegawai yang terluka tertimpa reruntuhan bangunan.
Kedua pegawai yang terluka itu adalah Supriadi (48), warga Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, serta Ruli (30), warga Kelurahan Semampir, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Keduanya terluka parah, terutama di bagian kepala. Kini, mereka dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, untuk pengobatan luka setelah atap kantor tempat mereka bekerja ambruk.
Kapolsek menduga, ambruknya atap kantor itu karena bangunan yang sudah lapuk. Selain itu, penyangga bangunan ternyata juga terletak di samping, sehingga kekuatan untuk menyangga atap juga tidak bisa maksimal.
"Kami sudah cek ada yang lapuk. Selain itu, penyangga bukan di atas bangunan tapi di samping, jadi kekuatan tidak penuh," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional PD BPR Kota Kediri Sugeng Suhariono mengatakan sudah satu bulan ini kondisi atap memang sudah mengkhawatirkan. Selain bocor, juga sering terdengar suara gemeretak.
"Memang sudah ada tanda-tanda, tapi kami tidak perkirakan sampai seperti ini. Ini tadi hujan sedikit dan ternyata sudah ambruk," katanya.
Sugeng juga mengatakan, bangunan itu sebenarnya sudah cukup lama, sekitar 2003, dan hingga kini belum dilakukan renovasi. Untuk saat ini, kegiatan operasional dari perusahaan ditunda dulu, sambil melakukan perbaikan dan mencari berkas penting.
Lokasi bangunan itu sebenarnya dari luar memang terlihat bagus, namun dari berbagai kayu yang sudah jatuh, sudah lapuk. Polisi memasang garis, sebagai pertanda warga tidak boleh masuk ke dalam area.
Setelah proses pemeriksaan dari aparat, para pegawai akhirnya diperbolehkan masuk untuk mengambil berbagai berkas yang dinilai penting. (*)