Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya menyatakan enam dari 51 sentra pedagang kaki lima (PKL) yang tersebar di sejumlah wilayah di Kota Pahlawan diketahui hingga kini masih sepi pengunjung.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya Hadi Mulyono, di Surabaya, Rabu, mengatakan untuk tahun ini pihaknya memang tidak melakukan penambahan jumlah sentra PKL.
"Tahun ini kami fokus melakukan peningkatan kualitas sentra PKL yang sudah ada termasuk para pedagang yang ada di dalamnya. Namun masih ada enam sentra PKL yang masih sepi pengunjung," katanya.
Menurut dia, enam sentra PKL yang sepi itu adalah sentra PKL di Lidah Kulon, sentra PKL di Lidah Wetan, sentra PKL di Benowo, sentra PKL di Sumur Welut, sentra PKL di Gunung Anyar, dan Sentra PKL di Sememi.
Enam sentra PKL tersebut sepi peminat hingga membuat PKL yang mulanya mau berjualan juga keluar memilih berjualan di pinggi jalan. Padahal, anggaran untuk pembangunan sentra PKL tersebut cukup besar. Rata-rata per sentra PKL dibangun dengan anggaran Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar.
"Masalah ini yang menjadi target kami selama tahun 2016, artinya memaksimalkan sentra PKL yang sudah ada. Tapi kendala di enam sentra PKL itu adalah kendala teknis," katanya.
Menurutnya, yang menjadi kendala utama adalah LKMK di kawasan sentra PKL tersebut. Hal ini dikarenakan LKMK tidak mau diajak berkoorinasi memasukkan PKL yang ada di nauangan mereka untuk masuk ke sentra PKL yang ada. Alasannya mereka tidak bisa mendapatkan keuntungannya jika para PKL sudah masuk di sentra PKL yang dimiliki pemkot.
"Ya kita terus lakukan pendekatan dan komunikasi dengan mereka. Tapi ya masih susah itu. Kami meminta mereka untuk memiliki pemikiran yang luas. Kalau kotanya bersih, jualannya rapi tentu akan banyak pembeli yang datang," kata Hadi.
Ia mengatakan kalau masih ada pedagang masih berjualan di luar, maka pembeli masih akan memilih beli PKL di luar. Maka seluruh PKL harus kompak. Kalau mau masuk ya harus masuk semua, tidak hanya sebagian masuk dan sebagian masih berjualan di luar.
Meski saat ini Dinas Koperasi dan UMKM sudah tidak membangun sentra PKL, namun tahun ini setidaknya ada tiga sentra PKL baru. Namun yang membangun bukan dari Dinas Koperasi dan UMKM, melainkan dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang. Tiga sentra PKL baru itu ada di karang Asem, Jembatan Merah Plaza, dan di kawasan Dupak.
"Memang yang membangun DCKTR. Total saat ini kita sudah ada sebanyak 51 sentra PKL. Kalau yang dibangun Dinkop dan UMKM saja, ada sebanyak 48 sentra," ujar Hadi.
Sedangkan untuk program peningkatan kualitas UMKM yang dilakukan Hadi saat ini cukup banyak, seperti memberikan pelatihan pada UMKM perintis dalam meningkatkan kualitas produk termasuk pengemasan, dan pengolahan bahan baru. Selain itu juga melakukan bantuan pengurusan sertifikasi produk. (*)