"Sebuah kebanggaan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata bisa membawa baki bendera di Grahadi," aku Pelajar SMA PGRI Gondang Kabupaten Mojokerto, Berlian Melenia Putri, di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu.
Ya, ia menjadi pembawa baki Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Jawa Timur pada upacara Kemerdekaan ke-71 RI pada tahun 2016.
Putri pasangan Wiryawan Nugraha-Anastsya Titin tersebut mengaku sempat grogi dan gugup saat akan menjalankan tugas karena harus berhadapan langsung menerima bendera dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
"Apalagi dilihat banyak orang yang semuanya terfokus pada Paskibraka. Syukurlah semua berlangsung lancar dan sukses," ucap siswa kelas X IPA-1 tersebut.
Sebelum terpilih sebagai pembawa baki bendera, Berlian mengaku belum pernah terlibat langsung dengan dunia Paskibraka yang baru diikutinya sejak masuk sekolah menengah atas.
Bahkan selama pelaksanaan apel dan upacara di sekolah, kata dia, anak kedua dari tiga bersaudara tersebut belum pernah menjadi petugas paskibraka.
Karena itulah, lanjut dia, menjadi sebuah kebanggaan setelah namanya terpilih sebagai anggota Paskibraka Jatim, bahkan bertugas pembawa baki bendera.
Sebelum terpilih, Berlian bersama ratusan pelajar lainnya di Jatim dipanggil untuk mengikuti seleksi tingkat kabupaten, kemudian berlanjut ke tingkat provinsi.
Gadis yang gemar bermain taekwondo itu akhirnya dinyatakan lolos dan harus mengikuti pelatihan khusus selama tiga bulan di Surabaya sehingga membuatnya jauh dari keluarga.
"Tidak bertemu orang tua selama dua pekan rasanya sangat lama. Tapi ini adalah tugas dari Negara yang sangat langka sehingga harus bersungguh-sungguh menjalankannya," kata perempuan kelahiran Sidoarjo, 8 April 2000 tersebut.
Sementara itu, orang tua Berlian mengaku bangga dengan raihan dan prestasi yang diraih anaknya karena tak hanya membanggakan keluarga, namun lingkungan, sekolah, bahkan daerah.
"Sebagai orang tua, saya sangat bangga dengan Berlian yang bisa mengharumkan keluarga, dan semoga mampu menginspirasi," kata ayah Berlian, Wiryawan Nugraha, yang sehari-harinya bekerja sebagai wiraswasta batik di Mojokerto. (*)