Rio de Janeiro,(Antara) - Ada perasaan yang bercampur baur antara senang dan kecewa dalam diri Eko Yuli Irawan dengan medali perak yang diraihnya pada pertandingan angkat besi Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil.
Senang karena ia dapat mempersembahkan medali perak bagi Indonesia, yang berarti lebih baik dibanding yang diraihnya empat tahun lalu ketika ia mendapat perunggu.
Namun, juga ada rasa kecewa karena sebelumnya ia begitu yakin bisa meraih medali emas mengingat persiapannya sudah cukup matang dan telah mengukur kemampuan angkatannya.
"Target saya pada Olimpiade tahun ini adalah emas, tapi yang jelas apa saya dapat malam ini harus saya syukuri," kata Eko yang pada pertandingan angkat besi kelas 62 kg putra di Pavillion 2 Kompleks Olahraga Riocento itu mencatat angkatan total 312 kilogram.
Angkatan totalnya pada pertandingan Senin malam tersebut tidak cukup untuk bisa mengalahkan lifter Kolombia Figueroa Mosquera yang akhirnya meraih medali emas pertama bagi negaranya di Olimpiade 2016 ini.
Atlet kelahiran Lampung 24 Juli 1989 tersebut kini telah tiga kali tampil di Olimpiade. Dan istimewanya lagi, dari tiga kali penampilannya itu semuanya menghasilkan medali bagi kontingen Indonesia.
Pada Olimpiade Beijing 2008, Eko meraih perunggu di kelas 56 kilogram . Kemudian ia pindah ke kelas 62 kilogram saat Olimpiade London 2012, dan lagi-lagi ia meraih perunggu.
Kemudian di kelas idealnya 62 kilogram ini, pada Olimpiade 2016 nilai medali yang diraihnya pun meningkat menjadi perak.
Di luar Olimpiade, sejumlah prestasi telah diraihnya di antaranya sebagai peraih emas SEA Games 2009, 2013 dan 2015 itu. Selain itu ia seringkali menempati peringkat teratas dalam kejuaraan-kejuaraan angkat besi tingkat internasional.
Eko yang lahir dari keluarga miskin di Lampung tersebut tampak sangat menikmati karirnya sebagai atlet angkat besi sehingga program-program di pelatnas terus diikutinya dengan tekun.
Apalagi dari angkat besi telah memberinya penghidupan yang layak baginya, terutama adanya bonus-bonus dari pemerintah atau pun pihak swasta sebagai apresiasi atas prestasinya.
Di usianya yang sudah menginjak 27 tahun, Eko sudah terbilang sudah cukup senior di kalangan atlet-atlet angkat besi, namun ia tetap ingin mewujudkan impiannya yakni meraih emas Olimpiade .
"Tekad saya tetap, ingin mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Kalau ada kesempatan saya ingin sekali lagi tampil di Olimpiade," kata Eko.
Olimpiade Tokyo 2020 mungkin akan menjadi kesempatan terakhir bagi Eko untuk mengukir jenjang menanjak dalam karirnya di pesta olahraga sejagat itu, dari mulai perunggu, kemudian perak dan akhirnya emas.(*)