Malang (Antara Jatim) - Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Maulana Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang yang baru dibuka tahun ini melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) "dibanjiri" peminat.
"Jumlah peminat di Fakultas Kedokteran mencapai 1.500 peserta lebih, padahal kuotanya hanya 50 mahasiswa, sehingga persaingannya sangat ketat, yakni 1:30. Oleh karena itu, seleksinya harus benar-benar ketat agar menghasilkan mahasiswa yang benar-benar pintar dan cerdas, disamping kriteria lainnya," kata Rektor UIN Maliki Malang, Jawa Timur, Prof Dr Mudjia Raharjo, di Malang, Rabu.
Ia mengemukakan tahun akademik 2016/2017 merupakan tahun pertama UIN Maliki menerima mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) karena izinnya baru keluar tahun ini. "Sebenarnya kami sudah siap tahun lalu, termasuk gedung perkuliahan dan peralatan penunjang untuk proses belajar mengajar maupun praktiknya, namun karena izinnya baru keluar tahun ini, kami baru buka tahun ini juga," ujarnya.
Tertundanya perizinan tersebut, katanya, karena sebelumnya ada aturan yang mewajibkan kampus yang membuka FK harus memiliki rumah sakit sendiri. "Setelah ada kebijakan baru yang tidak mengharuskan memiliki rumah sakit sendiri, tetapi menggandeng rumah sakit, proposal pengajuan izin kami ajukan kembali dan alhamdulillah sudah turun," kata Mudjia.
Untuk membuka Fakultas Kedokteran tersebut, lanjutnya, pihaknya menggandeng Rumah Sakit Soepraoen untuk fasilitas atau tempat mahasiswa praktik. Kerja sama dengan rumah sakit milik TNI itu, di antaranya di bidang penyediaan fasilitas bagi mahasiswa kedokteran, tempat praktik serta dokter-dokter di RS Soepraoen bisa mengajar di FK UIN Maliki.
Ia berharap lima tahun ke depan, FK UIN Maliki sudah memiliki peralatan sendiri, termasuk fasilitas laboratorium yang lengkap dan tempat praktik yang representatif dan memadai di area kampus. Apalagi, jangka waktu kerja sama dengan RS Soepraoen sekitar lima tahun atau sampai tahun 2020 dan paling lambat pada 2021.
"Kami memilih RS Soepraoen karena rumah sakit itu bertipe B dan belum bekerja sama dengan perguruan tinggi lain. Maksimal satu rumah sakit ada dua kerja sama dengan kampus, jadi kita pilih Soepraoen karena faktor itu, selain peralatan medisnya juga memadai," ujarnya.
Untuk gedung perkuliahan FK UIN Maliki juga sudah siap yang berada di kampus III di Kecamatan Junrejo, Kota Batu. "Pada tahun pertama ini, kami hanya menerima 50 mahasiswa yang benar-benar cerdas, pintar dan berkualitas karena profesi dokter berhubungan dengan nyawa manusia, sehingga harus benar-benar terseleksi," ucapnya.(*)