Momentum Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-723 hendaknya dimanfaatkan warga Surabaya untuk unjuk gigi di kancah global. Sudah saatnya Surabaya "go International".
Hal itu disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada acara Parade Budaya dan Pawai Bunga dalam memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) di Taman Surya, Surabaya, 22 Mei 2016.
"Perlu kerja keras agar warga kota menjadi lebih sejahtera dan mampu berkembang dari segi ekonomi," ucap wali kota pertama perempuan di Surabaya itu.
Untuk itu, ia mengajak warga Surabaya bersiap menjadi tuan rumah yang baik karena pada 25-27 Juli 2015 akan menjadi tuan rumah kegiatan bertarap Internasional yakni Preparatory Committee (PrepCom) UN Habitat III.
PrepCom III UN Habitat sebagai konferensi kota-kota di dunia itu akan dihadiri para pejabat selevel menteri atau kepala negara dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Rencananya, PrepCom III UN Habitat akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. Dalam event tersebut, para delegasi akan mematangkan isu strategis yang akan dibahas pada konferensi UN Habitat III di Quito, Ekuador pada pertengahan Oktober 2016.
Tentunya, Pemerintah Kota Surabaya sudah mempersiapan penyambutan Prepcom 3 for UN habitat sejak jauh-jauh hari. Kesempatan itu harus dilakukan dengan memperkenalkan Surabaya kepada para perwakilan dari negara lain.
Sejumlah acara menarik di luar agenda resmi bakal disiapkan. Berbagai atraksi seni tradisional di taman-taman kota. Tidak ketinggalan city tour bagi para peserta PrepCom III UN Habitat.
Pemkot juga menyiapkan kunjungan lapangan bersifat teknis perkotaan. Adapun lokasi kunjungan teknis menyasar taman kota, rumah kompos, tempat bermain dan sebagainya. Kampung-kampung unggulan yang selama ini menjadi identitas Surabaya tidak luput dari kunjungan teknis.
Risma juga mengusulkan hendaknya dalam materi yang dibahas dalam PrepCom UN habitat III juga mencakup unsur ketahanan pangan, sebab tema ketahanan pangan sudah menjadi isu sentral pada beberapa seminar tingkat internasional.
Suatu kota tidak dapat bertahan sendiri. Terkait pemenuhan kebutuhan pangan, kota harus terintegrasi satu sama lain. Hal ini dikarenakan semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di kota dibandingkan dengan orang yang tinggal di desa.
Oleh karenanya, kota yang modern harus berorientasi pada faktor ketahanan pangan bagi warganya. Selain itu, Risma juga mengemukakan faktor kearifan lokal atau lokal wisdom sebagai salah satu pokok bahasan dalam PrepCom III UN Habitat.
Hal ini merujuk pada kekuatan Surabaya yang mampu memaksimalkan faktor pemberdayaan masyarakat. Risma mengambil contoh, jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) menurun. Padahal, jumlah pertambahan penduduk terus naik.
Penyebabnya adalah tingkat partisipasi masyarakat, baik melalui kader lingkungan maupun kesadaran mengolah sampah di tingkat kampung, sehingga sampah yang ke TPA berkurang. Kearifan lokal berupa kekompakan warga mengolah sampah ini bisa dikembangkan untuk menyelesaikan masalah perkotaan saat ini.
Untuk itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendatangi rapat persiapan PrepCom di New York untuk membahas konferensi perkotaan internasional atau PrepCom 3 UN Habitat, beberapa waktu lalu.
Dalam forum itu, Risma membawa topik pembahasan untuk konferensi perkotaan atau UN Habitat III yang awalnya digelar di Quito, Ekuador ada kemungkinan akan dipindahkan ke Surabaya, karena gempa berskala 7,8 Richter melanda Ekuador pada pertengahan April 2016.
Saat di New York, Risma sempat menyampaikan topik presentasinya tentang konsep perdamaian dan pembangunan yang melibatkan warga di Kota Surabaya. Dia membandingkan dengan para wali kota negara lain yang justru banyak membawa isu rasial, pengungsian, dan macam-macam yang terjadi di berbagai negara. Mereka meminta persoalan itu ditangani oleh PBB.
"Untuk menyelesaikan masalah perkotaan semestinya melibatkan masyarakat," ucap Risma yang sempat satu panel dengan Wali Kota Barcelona yang juga menyampaikan isu-isu yang lagi marak di berbagai negara..
Akhirnya, Selamat Ulang Tahun Kota-ku... Semoga Ulang Tahun ke-723 akan mengangkat "Suro Boyo" di pentas dunia. Aamiin... (*)