Surabaya, (Antara Jatim) - Penjualan aspal yang dilakukan PT Pertamina (Persero) ke pasar dalam negeri hingga Maret 2016 tercatat mengalami kenaikan dua kali lipat pada triwulan I 2016, dibanding dengan triwulan yang sama tahun 2015.
Petrochemical Manager Region V Pertamina Iin Febrian, Sabtu di Surabaya mengatakan kenaikan itu akibat gencarnya pemerintahan Presiden Joko Widodo melakukan pembangunan infrastruktur, termasuk sejumlah jalan tol di berbagai wilayah Tanah Air.
"Apa diinginkan pemerintah dengan gencarnya membangun infrastruktur terbukti di lapangan, salah satu indikasinya adalah naiknya serapan aspal Pertamina dua kali lipat pada triwulan I 2016," ucapnya.
Iin mengatakan pada triwulan I tahun 2015 serapan aspal Pertamina untuk pembangunan berbagai infrastruktur di Indonesia mencapai 45 ribu Matric Ton (MT), namun pada triwulan I tahun 2016 naik sekitar 102 persen menjadi 92 ribu MT.
Sementara itu Vice President Petrochemical Supriyanto Dwi Utomo mengatakan total produksi aspal Pertamina juga terus meningkat dari tahun ke tahun, seperti pada tahun 2014 produksinya mencapai 450 ribu ton, meningkat pada 2015 menjadi 600 ton.
"Kita targetkan hingga akhir tahun 2016 produksi aspal Pertamina bisa mencapai 750-800 ribu ton. Sebab potensi kilang yang kita miliki juga semakin terkelola dengan baik, sehingga mampu meningkatkan produksi," katanya.
Terkait kebutuhan nasional, Supriyanto mengatakan total kebutuhan aspal dalam negeri mencapai sekitar 1,2 juta hingga 1,4 juta ton per tahun, dan Pertamina mampu memenuhi kebutuhan tersebut hingga 45 sampai 50 persen.
Sebelumnya, Pertamina juga telah melakukan ekspor aspal perdana ke Timor Leste sebanyak 645 drum atau setara 100 Matric Ton (MT) melalui Biutmen Plant di Kabupaten Gresik.
"Kebutuhan pasar aspal di Timor Leste mencapai sekitar 600 ribu hingga 700 ribu ton setahun, dan kita masih mengirimkan secara perdana sebesar 100 MT. Kita targetkan ke depan mampu menguasai 20 persen pasar aspal Timor Leste," katanya.
Ekspor tersebut, kata Supriyanto, menjadi sebuah tanda bahwa potensi pasar aspal produksi dalam negeri yang dikelola Pertamina semakin meluas dan dipercaya, sehingga diharapkan akan terus meluas dengan negara berbeda.
"Yang berpotensi berikutnya adalah Korea, sebab mereka memiliki sesi waktu pembangunan yang berbeda dengan Indonesia, dan itu target yang akan kita bidik ke depannya," katanya.(*)