Kediri (Antara Jatim) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise meminta pemerintah daerah untuk benar-benar ikut melindungi anak dari berbagai pengaruh negatif, mengingat mereka sebagai aset masa depan.
"Saya harapkan Wali Kota beserta jajaran melindungi anak-anak. Kota Kediri mendapatkan penghargaan kota layak anak, jadi harus diwujudkan," katanya saat bertemu dengan Wali Kota Kediri di Kediri, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan, tugas utama kementerian adalah melindungi anak-anak, terutama dari berbagai kenakalan yang bukan hanya terjadi di Kota Kediri tapi seluruh Indonesia.
Menteri Yohana mengatakan, teknologi yang muncul secara tidak langsung mengubah anak-anak. Terlebih lagi, dengan beragam fasilitas di jejaring sosial yang ada di telepon seluler.
"Banyak anak cenderung gunakan media sosial di 'internet' telepon seluler, sehingga banyak status yang tidak terpuji muncul," katanya.
Ia mengatakan, di telepon seluler mereka dengan mudah bisa mengakses seperti pornografi, dimana mereka melihat itu, menirunya. Kondisi itu membuat banyak anak yang sudah berjalan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
"Perilaku mereka berubah, dan itu menjadi tugas dari kementerian (untuk melindungi anak-anak), apalagi data yang masuk tertinggi pencabulan pada anak di bawah umur," ujarnya.
Ia merasa prihatin jika berbagai kemajuan teknologi justru bisa merusak anak. Padahal, jumlah anak yang terdata cukup besar mencapai 87 juta jiwa. Padahal, anak-anak merupakan aset masa depan. Ia pun berharap, semua pihak terlibat aktif untuk mendampingi anak-anak dan menjauhkan mereka dari berbagai perilaku tidak terpuji.
Menteri Yohana bertemu dengan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dan jajarannya, Kepala Polres Kediri Kota AKBP Bambang Widjanarko Baiin, serta sejumlah lembaga pendampingan anak.
Selain kunjungan kerja, Menteri Yohana juga ingin memastikan terkait dengan kasus asusila yang terjadi pada anak di Kota Kediri yang melibatkan seorang pengusaha di Kabupaten Kediri, SS. (*)