Surabaya (Antara Jatim) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan membuka kelas profesi keinsinyuran pada Agustus mendatang sesuai amanat Undang Undang (UU) nomor 11 tahun 2014 tentang Profesi Keinsinyuran.
Pembantu Rektor I ITS Dr Ir Heru Setyawan MEng di Surabaya, Jumat mengatakan adanya kelas profesi keinsinyuran ini sesuai dengan amanat UU tentang Profesi Keinsinyuran yang baru kali pertama akan diimplementasikan.
"Kami baru menerima surat resminya tadi. Tujuan dari adanya profesi keinsinyuran ini sebagai upaya untuk menghadapi Masyarakat Ekomoni ASEAN (MEA) yang sudah dimulai sejak akhir Desember 2015 kemarin," katanya.
Ia mengatakan untuk bisa berkompetisi dengan tenaga kerja internasional khususnya di negara negara ASEAN maka harus ada sertifikat. Semua negara ASEAN akan melakukan hal yang sama, sertifikat yang dikeluarkan dari ITS akan berlaku untuk semua negara yang tergabung dalam ASEAN.
"Perguruan tinggi se ASEAN sudah ada komitmen dan kerjasama sehingga sertifikat yang dikeluarkan berlaku internasional. Meski demikian, ITS sendiri belum bisa memastikan akan menerima berapa banyak mahasiswa dalam program profesi keinsinyuran ini," tuturnya.
ITS masih akan melakukan pembahasan lebih lanjut, termasuk membentuk tim untuk merumuskan mekanisme yang akan digunakan karena semua baru mulai, sehingga ditargetkan Agustus harus sudah dimulai.
"Untuk program profesi keinsinyuran ini akan lebih pada pengajaran bagaimana cara menghadapi masalah yang terjadi dalam perusahaan. Hal ini berbeda dengan kuliah teknik yang selama ini dilakukan, diharapkan mahasiswa bisa menghadapi persoalan perusahaan," terangnya.
Menurut dia, selama setahun program profesi keinsnyuran ini peserta didik juga akan mendapatkan tugas akhir, namun tugas tersebut berbeda dengan membuat tesis dimana harus melakukan penelitian dan menemukan hal baru.
"Untuk tugas program profesi keinsinyuran ini lebih pada solusi permasalahan. Mereka akan dihadapkan pada permasalahan perusahaan dan mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut," paparnya.
Terkait dengan tenaga pengajar, Heru mengaku ITS sudah siap karena banyak dosen yang dianggap mampu. Tinggal berapa dosen dan siapa saja yang akan diminta untuk mengajar pada program profesi keinsinyuran. (*)