Jember (Antara Jatim) - Warga Muhammadiyah di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyiapkan sebanyak 58 lokasi untuk pelaksanan shalat Idul Adha di beberapa kecamatan kabupaten setempat yang digelar pada Rabu (23/9).
"Ada 58 titik lokasi digelar nya shalat Idul Adha bagi warga Muhammadiyah Jember yang disiapkan oleh pengurus cabang Muhammadiyah (PCM) masing-masing," kata anggota Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember, Heny Siswondo di Kantor PDM Jember, Selasa.
Puluhan lokasi shalat Idul Adha itu di antaranya di Lapangan Tenis PTPN Sukowono dengan khatib Heny Siswondo, Stadion Notohadinegoro dengan khatib M. Hazmi, GOR PKPSO Kaliwates khatib Ahmad Samanan, halaman Universitas Muhammadiyah dengan khatib Aminullah Elhady.
Kemudian ada beberapa halaman masjid yang digunakan sebagai lokasi shalat Idul Adha warga Muhammadiyah di antaranya halaman Masjid Sumberjeruk dengan khatib ustad Abdul Aziz Baraja, halaman Masjid Miftahul Khoir dengan khatib Khoirus Sholihin, dan halaman masjid An-Nur Pakusari dengan khatib ustad Elfien.
"Ketetapan pelaksanaan shalat Idul Adha menurut Muhammadiyah yang jatuh pada Rabu (23/9) sudah diperkuat dengan maklumat pimpinan pusat Muhammadiyah yang sudah disampaikan ke semua jajaran hingga ke daerah, ranting dan seluruh amal usaha termasuk di Jember," katanya.
Menurut dia, perbedaan penetapan Idul Adha dengan pemerintah tersebut merupakan hal yang wajar dan semua pihak diimbau untuk menghormati keyakinan masing-masing, termasuk warga Muhammadiyah yang melakukan shalat Id lebih dulu dibandingkan pemerintah.
"Berdasarkan catatan kami selama beberapa tahun terakhir terjadi lima kali perbedaan pelaksanaan shalat Idul Adha dengan pemerintah yakni tahun 2003, 2005, 2010, 2014, dan tahun ini," ucap Heny yang juga Kepala SMA Muhammadiyah 3 Jember itu.
Terkait dengan pengamanan pelaksanaan shalat Idul Adha, lanjut dia, Pengurus Daerah Muhammadiyah Jember tidak pernah meminta pengamanan, namun biasanya secara otomatis pihak kepolisian sektor (polsek) akan mengamankan jalannya ibadah shalat Id yang dilakukan ribuan warga Muhammadiyah di Jember tersebut.
Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember, Halim Subahar, mengimbau masyarakat untuk menjaga kerukunan dan menghormati perbedaan terkait dengan Hari Raya Idul Adha.
"Kami imbau semua pihak menyikapi perbedaan itu dengan arif dan bijaksana, sehingga tidak perlu diperdebatkan karena masing-masing punya pertimbangan dasar dan keyakinan sendiri dalam penentuan Idul Adha itu," tuturnya.
Ia menegaskan pelaksanaan shalat Idul Adha Muhammadiyah yang lebih dahulu sehari dibandingkan pemerintah tidak boleh menimbulkan perpecahan sesama umat Islam.
"Saya yakin warga Jember sudah dewasa dalam menyikapi perbedaan itu karena beberapa kali Idul Adha maupun Idul Fitri yang berbeda tetap rukun dan menjaga toleransi dengan baik," katanya.(*)