Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah petani cabai di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengaku kewalahan menghadapi serangan hama tanaman cabai yang semakin beragam dan kebal terhadap obat-obatan kimia pembasmi jamur maupun serangga pengganggu tanaman.
"Untuk jenis serangga dan jamur sebenarnya mudah saja diatasi dengan meyemprotkan campuran obat tertentu jenis insektisida dan fungisida. Namun ada jenis hama lain yang kami tidak tahu cara mengatasinya," tutur Mukhlisin, petanai cabai di Kedungwaru, Tulungagung, Selasa.
Ciri kerusakan tanaman yang diserang hama itu, lanjut dia, biasanya diawali dengan pucuk daun yang mengkerut.
Dalam hitungan hari tanaman cabai yang terkena serangan hama yang belum diketahui jenisnya itu menyebar ke daun-daun yang lain dalam satu pohon yang sama, sehingga tanaman tidak bisa berkembang.
Ironisnya, serangan hama itu cukup mudah menyebar ke tanaman lain. Mukhlisin dan beberapa petani cabai lain sudah beberapa kali mencoba melakukan pembasmian dengan menyemprotkan cairan insektisida dan fungisida ke tanaman yang terkena serangan hama tersebut, namun hasilnya selalu sia-sia.
Tanaman cabai yang sudah terkena dipastikan tumbuh kerdil dan buah yang dihasilkan tidak optimal.
"Satu-satunya cara adalah dengan mematikan tanaman yang terkena serangan atau melokalisirnya agar tidak menyebar ke tanaman lain," kata Sugeng, petani lain di Desa Kalangbret, Kecamatan Kauman.
Untuk mengantisipasi risiko gagal panen akibat serangan hama dan jamur itu sendiri, Mukhlisin dan Sugeng rutin melakukan penyemprotan selama minimal dua hari sekali.
Selain buah cabai sudah mulai tumbuh, perawatan dimaksudkan agar pertumbuhan tanaman berlangsung normal sehingga hasil panen berlimpah.
"Kalau sesuai perhitungan, harga cabai saat panen nanti sedang tinggi karena bertepatan menjelang Hari Raya Kurban. Sekarang saja harga sudah cukup tinggi," tutur Mukhlisin.(*)
Petani Kewalahan Atasi Hama Tanaman Cabai
Selasa, 18 Agustus 2015 10:40 WIB
"Satu-satunya cara adalah dengan mematikan tanaman yang terkena serangan atau melokalisirnya agar tidak menyebar ke tanaman lain," kata Sugeng, petani lain di Desa Kalangbret, Kecamatan Kauman.