Jember (Antara Jatim) - Wakil Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, Hendro Handoko, mengatakan kualitas tembakau dipastikan menurun akibat terpapar abu vulkanis Gunung Raung yang mengguyur sejumlah wilayah di provinsi setempat.
"Hampir seluruh lahan perkebunan tembakau milik petani diguyur hujan abu vulkanis Gunung Raung dan hal tersebut sangat memengaruhi kualitas tembakau," kata Hendro di Kabupaten Jember, Senin.
Ia mengaku sudah memantau di sejumlah areal tanaman tembakau yang sudah ditanam petani pada Mei hingga Juni 2015 di Jember dan hasilnya banyak petani yang mengeluh karena dipastikan merugi pada musim panen nanti.
"Di Jember hujan abu vulkanis mengguyur di 31 kecamatan atau seluruh kecamatan di kabupaten setempat, sehingga seluruh lahan tembakau milik petani terpapar abu vulkanis Raung," tuturnya.
Abu vulkanis gunung yang memiliki ketinggian 3.332 mdpl itu menempel di daun tembakau, sehingga menutup pori-pori batang dan daun yang menyebabkan pertumbuhan tanaman tembakau terganggu hingga berdampak pada kualitas tembakau.
"Kualitas daun tembakau yang menurun tentu akan berdampak pada harga jual tembakau ke eksportir dan pabrikan, sehingga petani tembakau terancam merugi dan gulung tikar akibat erupsi Gunung Raung," ucap petani tembakau asal Jember itu.
Hendro mengatakan areal tembakau yang terpapar abu vulkanis cukup parah berada di kecamatan yang menjadi zona terdampak erupsi Gunung Raung yakni Kecamatan Sumberjambe, Ledokombo, dan Silo, namun hampir seluruh tanaman tembakau di 31 kecamatan di Jember terpapar abu vulkanis.
"Para petani berharap pemerintah kabupaten (pemkab) melakukan tindakan cepat untuk mengantisipasi dampak abu Raung, sehingga tidak semakin merusak tanaman tembakau yang sudah ditanam petani," ujarnya.
Sementara salah seorang petani tembakau di Jember, Setiawan, mengatakan petani saat ini beramai-ramai mengguyur tanaman tembakau dengan mesin pompa air, agar abu vulkanis tidak menempel pada daun tembakau.
"Hujan abu vulkanis yang terus-terusan mengguyur Kabupaten Jember sangat berdampak buruk pada lahan perkebunan tembakau karena kualitas tembakau akan menurun, sehingga harga jual ke pabrikan akan rendah," keluhnya.(*)