Tentara Mesir Tewaskan 21 Gerilyawan di Sinai
Kamis, 7 Mei 2015 11:25 WIB
Arish, Mesir, (Antara/Xinhua-OANA) - Sedikitnya 21 gerilyawan tewas oleh Angkatan Bersenjata Mesir pada Rabu (6/5), selama serangan udara terhadap jaringan mereka di Kota Perbatasan Rafah, Provinsi Sinai Utara, kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.
Pasukan keamanan Mesir menggunakan helikopter Apache dalam operasi tersebut, terhadap kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis --yang diilhami oleh Al-Qaida, kata sumber itu.
Satu helikopter Apache menyerang pertanian di Daerah Sahel Al-Bahr di Rafah, dan menewaskan 15 orang, kata sumber tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang. Ia menambahkan satu lagi helikopter serang menggempur Kota Kecil Matalla Selatan, menewaskan enam gerilyawan dan meledakkan satu bangunan yang digunakan sebagai gudang amunisi dan peledak.
Serangan tersebut adalah bagian dari aksi besar keamanan yang telah dilancarkan oleh pemimpin Mesir terhadap kelompok gerilyawan setelah penggulingan presiden Mohamed Moursi oleh militer pada Juli 2013, sesudah protes massal terhadap satu tahun kekuasaannya dan kelompok asal Moursi, Ikhwanul Muslimin.
Kegiatan gerilyawan meningkat di Mesir sejak penggulinga Moursi dan penindasan keamanan sesudahnya terhadap pengikut setia Moursi telah menewaskan tak kurang dari 1.000 orang dan membuat ribuan orang lagi ditangkap.
Ratusan personel polisi dan militer telah tewas dalam serangan anti-pemerintah yang dilancarkan oleh gerilyawan dan anggota kelompok lain.
Kebanyakan serangan itu terjadi di bagian utara Semenanjung Sinai, yang bergolak, sementara sebagian lagi malah menjangkau Ibu Kota Mesir, Kairo, dan provinsi lain di seluruh negeri tersebut.
Kelompok Ansar Bayt Al-Maqdis, yang sebelumnya telah berjanji setia kepada kelompok fanatik regional Negara Islam (IS) dan mengubah namanya menjadi "Negara Sinai", mengaku bertanggung-jawab atas sebagian besar serangan anti-pemerintah di Mesir.
Pemimpin baru yang berorientasi kepada militer di Mesir, yang dipimpin oleh mantan kepala staf Angkatan Darat dan kini menjadi Presiden Abdel-Fattah As-Sisi, telah mengumumkan "perang melawan teror" terhadap kelompok gerilyawan yang mendukung presiden terguling Mohammed Moursi. (*)