Bagi Hasil Produksi Perhutani Jatim Capai Rp12 Miliar
Selasa, 5 Mei 2015 19:50 WIB
Trenggalek (Antara Jatim) - Dana bagi hasil Perum Perhutani yang berupa kayu maupun nonkayu kepada seluruh lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) di Jawa Timur selama 2013 mencapai Rp12 miliar.
Sekretaris Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Yahya Amin di sela penyerahan simbolis dana bagihasil produksi getah pinus kepada LMDH di Trenggalek, Selasa, mengatakan Trenggalek menyumbang hasil produksi nonkayu terbesar di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri dengan prosentase produksi mencapai 70 persen di banding daerah-daerah lain.
Bagi hasil produksi hutan untuk LMDH di wilayah KPH Kediri, menurut Yahya, secara keseluruhan mencapai Rp3 miliar lebih, atau 25 persen dari total dana bagi hasil.
Namun, katanya, sebagian hasil hutan disumbang dari sektor produksi kayu yang ada di wilayah Kediri dan Nganjuk. \"Di Kediri, ada LMDH yang menerima dana \'sharing\' hingga Rp1,1 miliar. Mereka besar karena volume produksi kayunya memang tinggi,\" katanya menerangkan.
Sementara itu, bagi hasil selama kurun 2007-2013 untuk Kabupaten Trenggalek sebesar Rp2,4 miliar. Dana tersebut telah diserahkan kepada 74 LMDH.
Yahya berharap, produksi getah pinus, kayu maupun nonkayu lain bisa terus ditingkatkan sehingga dana bagi-hasil yang dikembalikan Perhutani ke masyarakat juga semakin besar.
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur pada 2015 menargetkan pendapatan Rp1,9 triliun, dengan kontribusi terbesar dari usaha di bidang nonkayu.Target tersebut meningkat dari target tahun lalu sebesar Rp1 triliun.
Pendapatan tersebut dikontribusi dari bisnis kayu sebanyak 45 persen, sisanya sekitar 55 persen adalah bisnis nonkayu.
Bisnis nonkayu yang memberi kontribusi pendapatan tersebut di antaranya adalah minyak kayu putih, wisata alam, air minum dalam kemasan (AMDK) dan hasil madu.
Rencananya, Perum Perhutani Jatim akan menambah luas hutan untuk kayu putih yang ditargetkan bertambah sekitar 4 ribu hektare per tahun sehingga menjadi 30 ribu hektare dalam kurun waktu lima tahun.
Perluasan lahan hutan kayu putih tersebut dilakukan di wilayah Ponorogo, Mojokerto, Tuban, Pasuruan, Nganjuk dan Madura yang saat ini memiliki total luas lahan 10 ribu hektare dengan jumlah produksi 18.538 ton.
Ke depan, kata Yahya, diharapkan kontribusi hasil kayu bisa menjadi 40 persen dan nonkayu menjadi 60 persen., Perum Perhutani Jatim pada 2014 menghasilkan kayu mencapai 425 ribu meter kubik atau lebih dari yang ditargetkan, yakni 399 ribu meter kubik.(*)