Matanya masih sayu, menandakan kalau dia masih mengantuk setelah tertidur. Perjalanan jauh, diiringi dengan kemacetan lalu lintas di perjalanan membuatnya terlelap.
Jalanan perbukitan yang berkelok naik turun di daerah Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat siang itu, memang membuat lelah bagi siapapun. Apalagi besarnya kendaraan bus yang dinaikinya seakan tidak muat menampung sepanjang jalan yang sempit itu.
"Sudah sampai ma, sudah sampai di Kampung Gajah ya," tanya Azhim pada mamanya yang duduk sambil memangku tidurnya. "Sudah, ini sudah sampai di pintu masuk Kampung Gajah," sahut mama sekenanya.
Maklum, liburan ke Kampung Gajah ini sangat ditunggu oleh Azhim, bocah yang belum genap usia tujuh tahun. Bahkan satu bulan menjelang keberangkatan wisata ke Kampung Gajah, hampir setiap menjelang tidur dia terus membayangkan bisa bermain air di destinasi wisata buatan dengan beragam wahana permainan bagi anak-anak dan orang dewasa itu.
Saat masuk ke gerbang Kampung Gajah, dengan sekejap rasa kantuknya pun hilang. Terlebih saat bus yang membawa rombongan dari Jawa Timur ini masuk ke area parkir. Namun, rasa penasaran di Kampung Gajah ini masih belum terjawab oleh bocah kelas satu sekolah dasar ini.
"Mana Gajahnya, kok tidak ada," pertanyaan polos itu pun muncul dari mulutnya. Berkali kali dirinya bergerak memutar badan ke kiri dan kanan bus untuk memastikan keyakinannya itu.
"Mama, mana gajahnya," pertanyaan itu muncul lagi. "Lha itu yang ada di depan, ada air mancurnya juga," jawab mamanya sambil mempersiapkan diri turun dari bus.
"Kalau itu bukan gajah ma, itu patung gajah," jawabnya penasaran sambil menunjuk patung gajah yang ada di depan pintu masuk Kampung Gajah.
Azhim merupakan salah satu peserta dari rombongan dari Antara Biro Jawa Timur berkesempatan untuk mengujungi objek wisata buatan yang ada di Bandung, baru-baru ini.
Kampung Gajah adalah salah satu wahana permainan baru, tepatnya di kawasan Cihideung, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Untuk menuju ke lokasi ini cukup mudah karena banyak diarahkan oleh penunjuk wisata sejak dari Kota Bandung.
Sejak mendekati pintu masuk, akan terlihat deretan patung gajah yang ada di sisi depan lokasi Kampung Gajah. Saat memasuki gerbang utama, akan disambut dengan sebuah patung gajah berukuran besar dihiasi dengan air mancur yang ada di sekelilingnya.
Dari situ pengunjung bisa menentukan pilihannya, bisa langsung masuk atau juga memilih naik minibus menuju ke wahana air yang menjadi salah satu andalan di Kampung Gajah. Iya, Kampung Gajah memang belum lama dibuka, tetapi sudah mampu menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin menghabiskan liburannya di Tatar Sunda.
Siang itu, rombongan masuk ke kawasan Kampung Gajah sudah menjelang sore. Sekitar pukul 13.30 WIB. Tidak banyak yang bisa dilakukan. Peserta wisata yang sebagian anak-anak ini masih terlihat kebingungan untuk menentukan wahana yang akan dinaiki.
Karena tidak ada pemandu wisata yang membantu, akhirnya sebagian keluarga berpencar sendiri-sendiri untuk menikmati wahana yang ada di dalam Kampung Gajah. Saat masuk ke Kampung Gajah, setiap peserta diwajibkan untuk membayar di loket sebesar Rp10 ribu pada hari biasa dan Rp20 ribu pada saat akhir pekan.
Di Kampung Gajah ada beberapa permainan yang bisa dinikmati di antaranya, Touring menggunakan ATV, Fun Bike, mengendarai kura, kegiatan outbond, dan juga beberapa permainan lain.
Jangan lupa, permainan air bisa dinikmati di arena ini seperti permainan Tornado dan taman air yang menjadi salah satu andalan wahanan di Kampung Gajah. Untuk masuk ke lokasi wahana air atau Wonderland ini, pengunjung harus membeli lagi tiket masuk senilai Rp125 ribu setiap orang.
Dari tiket tersebut, pengunjung bisa menggunakan fasilitas di empat wahana air yang disediakan di Kampung Gajah. Memang, Tornado merupakan lokasi andalan yang ada di Kampung Gajah.
Untuk menggunakan fasilitas ini, pengunjung harus siap-siap berpacu dengan adrenalinnya, karena seluncuran air seperti bentuk "cone ice cream" ini cukup membuat adrenalin seseorang terpacu.
Atau tiket terusan Rp250 ribu per orang. Namun, belasan wahana mainannya yang bisa dinikmati hanya untuk anak-anak. Untuk keluarga bisa berkeliling ria dengan mobil matik beragam bentuk Rp60 ribu sekali putaramn (sekitar 2 Km).
Kurang Penjagaan
Di samping seabreg wahana yang bisa dinikmati, ada beberapa kekurangan yang mungkin bisa menjadi catatan tersendiri. Salah satunya, saat mencoba wahana Tornado ternyata tidak ada penjaga yang berjaga di lokasi tersebut.
Akibatnya, seseorang yang ingin menggunakan wahana ini, harus menunggu dan mencari petugas untuk bisa menikmati wahana pemacu adrenalin ini. Para petugas memang terlihat tidak berjaga di posisinya masing-masing, bahkan di antara mereka banyak yang berkumpul di salah satu titik dan memilih untuk bercengkerama dengan penjaga wahana lainnya.
Ada satu insiden kecil akibat tidak adanya penjaga di salah satu wahana tersebut, Raihan anak dari Abdul Rifai salah satu pengunjung asal Surabaya, sempat akan tenggelam di kolam akhir wahana Tornado.
"Sempat akan tenggelam, saya harus menceburkan diri untuk membantu anak saya yang nyaris tenggelam di kolam ini. Ini telepon genggam dan juga kamera digital saya rusak karena kamasukan air," selorohnya.
Namun demikian, seluruh titik wisata yang disajikan di Kampung Gajah ini cukup untuk menghibur keluarga, terlebih dengan ditunjang udara lembah pegunungan yang cukup menyejukkan.
Selain itu, terdapat juga gerai makanan yang menyajikan menu-menu khas Kampung Gajah. Mulai dari menu spesial ala Kampung Gajah, masakan Eropa hingga masakan Asia.
Semua dapat ditemukan di food stand, resto & cafetaria, serta bar & lounge yang berada di sekitar area Kampung Gajah. Di Kampung Gajah juga terdapat wahana bermain anak, swing & swing, mini flying fox dan bike track.
Jadi, sudahkah anda dan sekeluarga memiliki tujuan wisata untuk liburan kali ini? Memang jangan berharap bertemu Gajah sesungguhnya di Kampung Gajah. Hanya nama saja.(*)
Kampung Gajah Tanpa Gajah
Jumat, 13 Maret 2015 10:45 WIB
