Kediri (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kediri, Jawa Timur, memprediksi wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bisa memicu inflasi pada November 2014. "Ini masih dua pekan, dan sudah ada komoditi yang naik signifikan, misalnya cabai," kata Kepala Seksi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kediri Lulus Haryono di Kediri, Kamis. Ia mengatakan, adanya wacana kenaikan harga BBM itu bisa memicu inflasi seperti halnya pada 2010 yakni terjadi inflasi 0,66 persen imbas kenaikan harga BBM. Haryono belum bisa memastikan, rencana kenaikan harga BBM itu bisa memicu terjadinya hiper inflasi. Saat ini, harga bahan pokok sudah naik, padahal pemerintah belum menetapkan kenaikan harga BBM. Bahkan, bisa jadi, kenaikan harga bahan pokok akan semakin tinggi ketika pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM. "Karena isu kenaikan harga BBM saja, harga di pasar sudah naik, belum pas kenaikan harga, pasti naik juga (harga bahan pokok)," ujarnya. Ia mendukung langkah Pemerintah Kota Kediri yang mengagendakan untuk pemberian raskin dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2014. Pemberian raskin saat ini dari Bulog sudah selesai, sehingga warga miskin belum mendapatkan bantuan lagi. Ia berharap, dengan adanya sejumlah program bantuan itu, bisa membantu menekan inflasi agar tidak terlalu tinggi. Inflasi pada Oktober 2014 ini mencapai 0,32 persen, dan diharapkan pada November 2014, selisihnya tidak terlalu besar dari angka tersebut. Pemerintah berencana menaikkan harga BBM, dengan alasan untuk menyelamatkan uang negara. Pemerintah sudah tidak mempunyai pilihan lain, sehingga membuat kebijakan tersebut. (*)
BPS Prediksi Wacana Kenaikan BBM Picu Inflasi
Kamis, 13 November 2014 10:50 WIB