Malang (Antara Jatim) - Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, memelopori pembangunan sumur injeksi di dalam kampus yang berfungsi untuk menabung air dan konservasi lingkungan. "Sumur injeksi ini nanti kita bangun di sejumlah titik gedung dengan kedalaman sekitar 10 meter dan berdiameter satu meter yang mampu menampung air hingga 10 meter kubik. Kalau UB membangun 10 sumur injeksi di 10 titik, air yang bisa kita tabung bisa mencapai 100 meter kubik," kata Rektor UB, Prof Dr Mohammad Bisri di Malang, Selasa. Bisri mengatakan sumur injeksi merupakan sumur gali yang berbentuk lingkaran atau segi empat dengan kedalaman tertentu. Sumur injeksi bisa dibangun dengan diameter 140 cm dan kedalaman 6 meter, namun hal itu tergantung struktur geologi tanah setempat, muka air tanah dan seberapa besar debit genangan yang akan direduksi. Ide awal dibuatnya sumur injeksi tersebut, lanjutnya, karena melihat jumlah penduduk yang semakin bertambah dan diikuti dengan bertambahnya luas kawasan hunian, jumlah fasilitas penunjang, seperti pasar, sekolah, kantor dan jalan. Kondisi tersebut mengubah kondisi tanah yang semula terbuka (open land) dan bersifat lolos air menjadi suatu kawasan dengan kondisi tanahnya tertutup lapisan yang bersifat kedap air, sehingga mengakibatkan air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah dan menimbulkan banjir atau genangan pada saat musim hujan. Lebih lanjut, Bisri menagtakan sumur injeksi yang dibangun di UB nantinya akan dikerjakan oleh tim dari teknik pengairan. Untuk menyerap air secara sempurna batu mangga dan kerikil akan dibangun sebagai pondasi. Pembangunan sumur injeksi di kawasan kampus UB, katanya, akan menggunakan dana sumbangan dari Alumni Brawijaya Golf (ABG). "Pada saat ABG mengadakan turnamen di Taman Dayu pekan lalu, mereka menyumbang dana sebesar Rp75 juta," ujarnya. Menyinggung hak paten sumur injeksi yang ditemukannya, Prof Bisri mengaku sedang dalam tahap proses pengurusan oleh LPPM UB. "Sumur injeksi yang saya buat ini mudah-mudahan hak patennya segera turun," katanya. Di wilayah Kota Malang, yang saat ini sudah ada sumur injeksinya adalah di kawasan Masjid Jami' Malang dan di sekitar Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen. Sebelumnya Mohammad Bisri mengemukakan, selain di UB, wilayah Kota Malang pun membutuhkan ribuan biopori dan sumur injeksi untuk menampung air hujan, sehingga ketika dibutuhkan bisa sebagai pengganti air bawar tanah (ABT), sebab semakin banyak ABT yang dikuras untuk berbagai kebutuhan manusia, terutama untuk industri hotel maupun perusahaan besar lainnya, seharusnya semakin banyak pula sumur injeksi yang dibuat.(*)
Universitas Brawijaya Pelopori Bangun Sumur Injeksi
Selasa, 21 Oktober 2014 18:19 WIB