Ramallah (Antara/AFP) - Pasukan Israel menembak mati dua orang Palestina dalam bentrokan di Tepi Barat saat mereka terus mencari tiga remaja Israel yang hilang, kata para pejabat keamanan dan medis Palestina, Minggu. Di Ramallah, Mohammed Tarifi, 30 tahun, ditembak mati Sabtu malam selama bentrokan dengan pasukan Israel, sementara lima warga Palestina lainnya luka-luka, kata petugas medis kepada AFP. Di Ein Beit al Mai, di kamp barat Nablus, Ahmed Fahnawi, 27 tahun, ditembak dan tewas dalam perjalanan ke masjid untuk menunaikan sholat subuh ketika bentrokan berlangsung, kata pejabat keamanan kepada AFP. Sementara itu Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malki Jumat menuduh Israel berlebihan dalam tanggapannya atas tiga remaja yang hilang dan menyatakan negara itu harus membuktikan Hamas berada di belakang hilangnya mereka. Tetapi Malki mengatakan jika terbukti gerakan Hamas menculik anak-anak remaja tersebut, hal itu akan mengancam pemerintah persatuan Palestina yang dibentuk bulan ini. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas melakukan penculikan dua remaja berusia 16 tahun dan seorang remaja berumur 19 tahun pekan lalu dari satu tempat di Tepi Barat. Israel telah melancarkan operasi militer masif untuk menemukan mereka, menangkap 330 warga Palestina dan mengecek lebih 1.000 lokasi. Hamas menolak tudingan bahwa pihaknya menculik para remaja itu dengan menyebutnya "bodoh" dan Malki mengatakan Netanyahu tak mempunyai hak untuk membuat klaim tanpa bukti. "Dia tak boleh menyalahkan satu pihak tanpa menunjukkan bukti. Manakala Anda ke pengadilan jika Anda tak menunjukkan bukti Anda kehilangan kasus Anda," kata Malki kepada kantor berita AFP di sela-sela satu konferensi di Senat Prancis di Paris. "Tiga remaja itu telah hilang tapi tentara Israel telah menangkap 300 warga Palestian... Mereka telah menghancurkan lebih 150 rumah Palestina sejak minggu lalu," kata dia. "Reaksi mereka di luar batas akal sehat dan apa yang membuat saya marah sekali kurangnya reaksi dari masyarakat internasional." Dia melukiskan reaksi Israel "berlebihan" dan berpendapat apa yang dilakukannya punya maksud-maksud politik. Israel telah memanfatkan peluang untuk menyudutkan Hamas dan kepemimpinan Palestina, yang pembentukan satu pemerintahan gabungan mengarah kepada pemerintahan bersama Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk pertama kali dalam tujuh tahun. "Jika diketahui bahwa Hamas di balik (penculikan), kemudian tentu saja pemerintahan persatuan akan berisiko. Kami tidak akan mentolerir dan menerima fakta bahwa Hamas menggunakan dan menyalahgunakan pemerintahan rekonsiliasi ini untuk merusak kepentingan nasional bangsa Palestina," kata Malki. "Tetapi jika Netanyahu punya bukti, dia harus menunjukkannya." Seorang anak berusia 14 tahun terbunuh Jumat dan dua warga Palestina cedera dalam bentrokan-bentrokan yang dipicu oleh operasi militer Israel. (*)
Tentara Israel Bunuh Dua Warga Palestina
Senin, 23 Juni 2014 5:51 WIB