Bentrokan Polisi-Mahasiswa di Mesir Tewaskan Satu Orang
Kamis, 20 Maret 2014 5:12 WIB
Kairo (Antara/AFP) - Sedikitnya satu orang tewas Rabu dalam bentrokan antara polisi Mesir dan mahasiswa pendukung Presiden terguling Mohamed Morsi ketika protes terjadi di sejumlah kampus di negara itu.
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun tewas tertembak di luar Universitas Beni Suef di luar Kairo, kata seorang pejabat rumah sakit.
Di Universitas Kairo, polisi menembakkan gas air mata ke arah hampir 2.000 pemrotes yang melemparkan batu dan petasan, menurut laporan koresponden AFP.
Morsi digulingkan oleh militer pada Juli tahun lalu, dan para pendukungnya melakukan protes hampir setiap hari sejak itu.
Militan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan setelah militer menggulingkan Presiden Mesir Mohamed Morsi pada 3 Juli.
Penumpasan militan yang dilakukan kemudian di Mesir menewaskan ratusan orang dan lebih dari 2.000 ditangkap di berbagai penjuru negara itu.
Kekacauan meluas sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan, terutama di Sinai di perbatasan dengan Israel.
Militan-militan garis keras yang diyakini terkait dengan Al Qaida memiliki pangkalan di kawasan gurun Sinai yang berpenduduk jarang, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza.
Militan di Sinai, sebuah daerah gurun di dekat perbatasan Mesir dengan Israel dan Jalur Gaza, menyerang pos-pos pemeriksaan keamanan dan sasaran lain hampir setiap hari sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 3 Juli.
Sumber-sumber militer memperkirakan, terdapat sekitar 1.000 militan bersenjata di Sinai, banyak dari mereka orang suku Badui, yang terpecah ke dalam sejumlah kelompok dengan ideologi berbeda atau loyalitas suku, dan sulit untuk melacak mereka di daerah gurun itu.
Pada Desember, pemerintah Mesir mengumumkan Ikhwanul Muslimin kubu Morsi sebagai organisasi teroris dan melarang keanggotaan dan dukungan bagi gerakan tersebut.
Pengumuman Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris pada 25 Desember disampaikan sehari setelah serangan bom mobil bunuh diri terhadap kantor polisi menewaskan 16 orang, yang diklaim oleh sebuah kelompok Sinai dan dikecam oleh Ikhwanul Muslimin. (*)