Delapan Tokoh Muda Deklarasikan Reformis Hibrida
Minggu, 2 Maret 2014 0:06 WIB
Jakarta (Antara Jatim) - Sebanyak delapan tokoh muda nasional dan dari sejumlah daerah mendeklarasikan "Reformis Hibrida, Reformis Horizontal" di The Jakarta Theatre, Sabtu malam.
Para tokoh muda itu adalah mantan Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal, Gubernur NTB Zainul Majdi, Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Walikota Makassar Ramdhan Pomanto, dan Walikota Bogor terpilih Bima Arya.
Mereka sepakat meneguhkan tekad dan bersiap melanjutkan kerja-kerja nyata untuk Indonesia lewat cara dan wilayah kerja masing-masing.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dirinya diundang oleh Dino Patti Djalal untuk bersama-sama saling berkomunikasi dengan para tokoh muda untuk menunjukkan adanya kematangan jiwa dalam menyikapi perbedaan elemen dan parpol.
"Jadi yang dibicarakan sudah soal negara, soal kemajuan daerah, bukan lagi terkotak pada kepentingan dan agenda politik tertentu," ujar Anas usai acara deklarasi.
Anas mengatakan lewat "Reformis Hibrida, Reformis Horizontal" ini, publik bisa melihat bahwa dunia politik Indonesia tidak semuram seperti yang hampir setiap hari diberitakan. "Di tengah berbagai berita buruk, kami ingin menyalakan harapan bahwa Indonesia masih bisa terus tumbuh dan berkembang menjadi negara maju," tambahnya.
Adapun konsep "Reformis Hibrida" yang dimaksud adalah alternatif dari kepemimpinan yang inovatif, berani menawarkan konsep, berani bekerja mewujudkan konsep dan berani menghadapi risiko dalam setiap pilihan-pilihan kebijakannya.
"Reformis Horizontal" menunjukkan visi kepemimpinan yang melampaui kotak-kotak parpol dan latar belakang. Para pemimpin diharapkan bisa melakukan komunikasi horizontal, melakukan "outreach" lintas partai dan lintas wilayah untuk kebaikan masyarakat.
Sementara itu, Dino Patti Djalal menilai saat ini di Indonesia banyak muncul pemimpin daerah yang reformis dengan mengusung politik yang dinamis.
"Kepercayaan dan optimisme masyarakat pada demokrasi menurun namun ada 'counter trend' di beberapa daerah dengan munculnya pemimpin baru yang reformis," kata Dino dalam diskusi "Reformis Hibrida, Reformis Horizontal".
Dia menilai para pemimpin baru yang reformis dengan gaya politik dinamis mampu membangkitkan optimisme masyarakat Indonesia. Selama ini reformasi memiliki masalah, yaitu besarnya ego dari para pemimpin.
"Reformis yang muncul lalu saling ejek, namun di forum ini membangun kebersamaan untuk Indonesia," ujarnya.
Dia menilai Indonesia merupakan negara besar yang dapat memunculkan ribuan bahkan jutaan reformis dengan banyak ruang melakukan reformasi politik. Selama ini juga sudah banyak reformis dalam bidang politik di daerah, namun mereka belum disorot media nasional.
"Profil para reformis di tiap wilayah beda namun banyak kesamaan," katanya. (*)