Blitar (Antara Jatim) - PLTA menghentikan operasional seluruh turbin pembangkit listrik di Bendung Wlingi Raya dan Bendung Serut, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa, menyusul luberan lahar hujan disertai material vulkanik dari arah Gunung Kelud sejak Senin (24/2) sore. Pengamat pintu air Bendung Wlingi Raya, Samsul Arifin mengatakan, penutupan pintu air menuju generator pembangkit listrik (pintu intake) dilakukan setelah pihaknya mendapat instruksi langsung dari Kepala PLTA Wlingi Raya, Salamun, Selasa pagi. "Setelah dilakukan evaluasi atas kondisi air yang terus keruh kecoklatan, PLTA berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta di Malang dan meminta agar pintu intake Bendung Wlingi Raya dan Serut ditutup total," terangnya. Konsekwensi dari penutupan pintu air menuju turbin-turbin pembangkit listrik PLTA itu, pihak Jasa Tirta kemudian membuka dua pintu besar setinggi 20 centimeter menuju aliran Sungai Brantas. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar elevasi atau ketinggian air tidak melebihi ambang batas yang ditentukan, yakni 163,50 mdpl (meter di atas permukaan laut). "Saat ini elevasi air sekitar 163,33 mdpl, masih di bawah batas yang diperbolehkan secara teknis," ujarnya. Belum diketahui sampai kapan penutupan pintu air PLTA Wlingi Raya dilakukan. Menurut Samsul, pembukaan lagi pintu air baru akan dilakukan setelah potensi lahar hujan di beberapa sungai aliran lahar dari Gunung Kelud dinyatakan hilang. "PLTA tidak mau mengambil risiko, karena pengalaman kasus erupsi (Gunung Kelud) tahun 1990, generator di Bendung Wlingi Raya sini sempat rusak karena turbin PLTA kemasukan material vulkanik, sehingga macet tidak bisa digunakan sampai setahun lebih," jelasnya. Sejak Senin (24/2) sore, hujan deras di sekitar puncak Gunung Kelud menyebabkan lahar hujan di tiga anak sungai aliran lahar hujan, seperti Sungai Soso dan Njari di Kecamatan Gandusari serta di Sungai Lekso, Kecamatan Wlingi. Tiga sungai yang menjadi langganan aliran lahar Gunung Kelud ini semuanya bermuara di Sungai Brantas yang mengalir melewati Bendung Wlingi Raya di Kecamatan Talun. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa lahar hujan tersebut. Namun banjir bandang yang membawa aneka material vulkanik berupa pasir dan bebabtuan tersebut sempat menyebabkan satu jembatan antardesa di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari terputus total. Air dilaporkan sempat mencapai ketinggian dua meter sehingga menyebabkan debit air di Sungai Brantas meningkat drastis. Saat kejadian, petugas pintu air terus melakukan pemantauan hingga akhirnya pada Selasa pagi, pukul 08.33 WIB, pintu air "intake" menuju turbin pembangkit listrik milik PLTA Wlingi Raya ditutup total hingga batas waktu yang belum ditentukan. PLTA Wlingi Raya di Bendung Wlingi Raya memiliki kapasitas produksi listrik maksimal hingga 54 megawatt, sementara di Bendung Serut sebesar 4 Megawatt.(*)
PLTA Wlingi Raya Tutup Pintu Air Antisipasi Lahar Hujan
Selasa, 25 Februari 2014 17:04 WIB