Kediri (Antara Jatim) - Sejumlah ternak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dilaporkan menderita sakit akibat menghirup udara yang bercampur abu vulkanik akibat erupsi Gunung Kelud. "Ada sekitar 25 ekor sapi dan 36 ekor kambing yang sakit, rata-rata pernafasan," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri Sri Suparmi di Kediri, Senin. Ia mengatakan, mayoritas ternak yang sakit itu berada di daerah terdampak erupsi Gunung Kelud, di antaranya di Kecamatan Plosoklaten dan Ngancar. Ancaman sakit, kata dia bukan hanya masalah pernafasan. Untuk sapi, penyakit radang juga berpengaruh, yang dampaknya memengaruhi produksi susu. Ia menyebut, jumlah keseluruhan ternak baik sapi ataupun kambing di daerah terdampak sekitar 3.000 ekor, yaitu di Kecamatan Ngancar, Plosoklaten, Kepung, dan Puncu. Mayoritas ternak memang belum dievakuasi pascaerupsi Gunung Kelud. Hal itu mengingat, jarak antara status dan erupsi sangat singkat. Namun, ia mengatakan pascaerupsi pada Kamis (13/2) malam, Jumat (14/2) warga ditawari agar ternaknya dievakuasi, dan sebagian menerima serta sebagian enggan. "Mayoritas memang ditinggal ternaknya, jadi orangnya dulu, manusianya dulu yang diselamatkan. Warga meminta bantuan pakan ternak, dan kami berikan, seperti pakan kering," katanya. Pihaknya menyebut, sampai saat ini belum ada laporan ternak yang mati pascaerupsi Gunung Kelud. Namun, jika ternak yang sakit itu tidak segera ditangani dengan baik, bisa menyebabkan kematian ternak. Untuk memantau kesehatan ternak, pihaknya menurunkan tim medis ternak sebanyak 70 orang. Tim itu masih dibantu dengan tim medis yang juga sukarelawan dari daerah lainnya. Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas, dan mengeluarkan material berupa batu, pasir, serta debu vulkanik. (*)
Ternak di Kediri Sakit Akibat Abu Vulkanik
Senin, 17 Februari 2014 11:22 WIB