Malang (Antara Jatim) - Para pengungsi korban erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl) di Desa Pandansari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, berebut pakan untuk ternak bantuan PT Nestle, Minggu. Salah seorang pengungsi Suwarno yang sejak letusan Gunung Kelud (Kamis, 13/2) malam dievakuasi, pulang sebentar untuk melihat dua ekor sapinya di kandang. "Memang kami dikhabari kalau akan didrop pakan ternak berupa pakan hijauan dan konsentrat, sehingga kami pulang dan mengambilnya," katanya. Menurut dia, hampir semua pengungsi laki-laki dewasa yang memiliki ternak pulang sebentar dan berebut pakan ternak. Sebab, kalau tidak berebut begitu tidak akan kebagian. Setelah memberi makan ternaknya yang sejak mengungsi tidak terurus, para pengungsi tersebut kembali ke pengungsian karena kondisi Gunung Kelud masih belum benar-benar aman, meski statusnya sudah diturunkan. Setiap pemilik ternak rata-rata diberi jatah satu karung, sehingga dalam beberapa hari ke depan para pengungsi tidak risau dengan kebutuhan pakan ternaknya. Sementara "Zone Coordinator Milk Procurement and Dairy Development" PT Nestle Ida Royani mengatakan ada 80 ton pakan ternak yang dikirim ke lokasi terdampak erupsi Gunung Kelud, yakni di Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon. "Seluruh pakan ternak ini kami drop saja ke lokasi pengungsi dan untuk teknis pembagiannya kami serahkan langsung pada ketua kelompok tani dan anggota agar mereka sendiri yang membagi, sebab yang tahu kondisi dan kebutuhan adalah mereka sendiri," katanya, menandaskan. Bupati Malang Rendra Kresna sebelumnya telah mengajukan bantuan pakan ternak ke manajemen PT Nestle, dan langsung direalisasikan pada Minggu (16/2). Pengajuan pakan ternak oleh Bupati Malang itu hanya 40 ton, namun direalisasikan PT Nestle sebanyak 80 ton atau dua kali lipat. Untuk memudahkan distribusi dan pengaturan pakan tersebut, kata Rendra, pemkab setempat membuka posko khusus ternak di Kecamatan Ngantang, karena kondisinya sudah darurat untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan susu. "Sementara memang dibuka posko di Ngantang dulu, sebab untuk Kecamatan Pujon masih bisa dijangkau dan aksesnya juga tidak terganggu tebalnya abu vulkanik, sehingga kendaraan masih bisa leluasa," ujarnya. Selain itu, kondisi di Pujon tidak darurat, bahkan rumput untuk pakan ternak juga masih banyak yang tidak terdampak erupsi, meskipun populasi ternak sapi di Kecamatan Pujon lebih banyak. Guna memastikan kondisi ternak yang ditinggalkan pemiliknya untuk pengungsi pada malam hari, Rendra menginstruksikan agar petugas maupun relawan yang ada di Kecamatan Ngantang melakukan patroli, sebab tidak menutup kemungkinan ada oknum yang memanfaatkan kondisi sepi tersebut. "Selain fokus pada penyelamatan jiwa dan penanganan para pengungsi, kami juga memperhatikan kondisi ternak milik pengungsi, agar ketika mereka kembali ke rumah masing-masing masih ada harapan tetap memiliki ternak," tegasnya. Hampir 90 persen warga Kecamatan Ngantang sebagai peternak sapi perah. Selama kondisi akibat erupsi Gunung Kelud belum benar-benar aman, maka warga yang mengungsi tidak diperbolehkan kembali ke rumah, sehingga ternak milik mereka dijaga dan dirawat oleh para relawan.(*)
Pengungsi Ngantang Berebut Pakan untuk Ternak
Minggu, 16 Februari 2014 19:17 WIB