Harga Masker Di Bojonegoro Capai Rp5.000
Jumat, 14 Februari 2014 13:03 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga masker di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) mencapai Rp5.000 di tingkat pedagang eceran, naik dibandingkan harga pembelian di apotek yang hanya Rp2.500/masker.
Pemilik Apotek Panglima Sudirman Bojonegoro Bambang, Jumat mengatakan, masker yang dibeli masyarakat Rp5.000/masker di pedagang eceran di sejumlah wilayah di daerahnya itu merupakan masker yang dibeli di apoteknya dengan harga Rp2.500/masker.
Di apoteknya, katanya, banyak masyarakat melakukan pembelian masker termasuk pedagang eceran sejak apotek buka pagi tadi pukul 07.00 WIB, setelah di daerah setempat terkena hujan abu vulkanik dampak meletusnya Gunung Kelud (1.720 mdpl).
"Pembeli masker saya batasi maksimal hanya 10 kotak per pembeli," ucapnya, menegaskan.
Meskipun dibatasi, katanya, stok masker di apoteknya dengan jumlah 90.000 masker hanya dalam waktu tiga jam habis terjual.
Harganya, ia menyebutkan mulai Rp500, Rp750 naik dan Rp2.500/masker, namun di tingkat pedagang eceran naik dua kali lipatnya.
Seorang anggota Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) Bojonegoro Didi menjelaskan di Apotek Panglima Sudirman hanya bisa membeli 10 kotak masker yang akan dibagikan kembali kepada masyarakat atas perintah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Sudah saya jelaskan kalau saya atas perintah BPBD, tetapi tetap hanya memperoleh jatah 10 kotak yang isinya 50 masker per kotak," jelas Didi.
Selain di Apotek Panglima Sudirman, di sejumlah apotek lainnya di daerah setempat, seperti Apotek K24 di Jalan Diponegoro, Apotek Jalan Basuki Rahmad juga kehabisan stok masker.
"Kami mampu menjual sekitar 1.500 masker. Saat ini stok maskter sudah habis," jelas karyawan Apotek K24 Riza.
Dimintai konfirmasi, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Bojonegoro Hernowo meminta masyarakat, termasuk anak sekolah tetap memakai penutup hidung kalau melakukan kegiatan di luar rumah.
Yang penting, katanya, adanya penutup hidung yang tidak harus masker bisa mengamankan debu vulkanik masuk ke dalam hidung.
"Kalau tidak ada masker bisa memanfaatkan penutup apa saja asalkan hidung tertutup," jelasnya.
Ia juga meminta kalau ada warga yang matanya terkena debu vulkanik sebaiknya jangan diusap, tetapi dibasuh dengan air agar tidak menimbulkan luka di mata.
"Bagaimanapun juga abu vulkanik berbahaya bagi mata," ucapnya, menegaskan.(*)