Israel Tuduh Iran Ulur Waktu Sengketa Nuklir
Kamis, 19 September 2013 3:40 WIB
Vienna (Antara/Reuters) - Israel pada Rabu menuduh Iran menggunakan taktik "mengelak dan merahasiakan aktivitas nuklirnya" guna mengulur waktu, sebuah sinyal skeptis terhadap pemerintah baru Iran.
Terpilihnya kandidat yang relatif moderat, Hassan Rouhani, dalam pemilihan presiden Iran beberapa waktu lalu sempat memberikan angin segar bagi proses negosiasi yang berlarut-larut terkait sengketa program nuklir Iran.
Tetapi Kepala Komisi Energi Atom Israel, Shaul Chorev, mengatakan bahwa citra yang dibangun oleh perwakilan Iran terkait keterbukaan dan transparansi terkait program nuklir mereka masih bertolak belakang dengan aksi nyata dan tindakan Iran di lapangan.
"Isu utamanya bukan soal apakah Iran telah mengganti utusan nuklirnya atau memodifikasi bahasa diplomatiknya, tetapi apakah mereka secara serius mau bersikap terkait isu luar biasa yang masih belum terselesaikan dalam waktu lama ini," kata Chorev dalam pertemuan tahunan Badan Nuklir PBB.
Chorev menuduh Iran selama ini mempermainkan tawaran serius dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan komunitas internasional untuk lebih terlibat dalam program nuklirnya.
Bagi Israel, Iran dianggap hanya mengulur waktu dengan bermanis muka di hadapan komunitas internasional, seraya mengupayakan pengembangan lebih lanjut di segala aspek terkait program nuklirnya yang bersifat militer.
Sebelumnya pada Senin, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Teheran mengatakan bahwa masalah nuklir Iran bisa diselesaikan jika pihak lain serius.
Dalam pertemuan dengan mantan wakil presiden Irak, Adil Abdul-Mahdi, Zarif mengatakan rakyat Iran dalam pemilihan presiden baru-baru ini menunjukkan sejauh mana mereka percaya pada kekuasaan dan otoritas mereka, serta bahwa mereka tidak akan menyerahkan hak mereka.
Dia menambahkan bahwa program nuklir Iran murni bertujuan untuk ilmu pengetahuan. "Atas dasar hal itu, selain menekankan hak hukum kami untuk kepemilikan nuklir, kami pun mengumumkan kesiapan kami untuk penyelesaian masalah ini," tegasnya. (*)