Pacitan (Antara Jatim) - Pemerintah mengimbau para pelaku usaha kecil, khususnya perajin tahu-tempe agar tetap berproduksi meski harga kedelai kian melambung seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar beberapa pekan terakhir. Seruan itu disampaikanDirjen Industri Kecil dan Menengah Menteri Perindustrian Euis Saedah di sela kunjungannya di Kabupaten Pacitan, Selasa, menanggapi rencana mogok massal yang dilakukan para pengusaha tahu-tempe secara nasional. "Kalau sampai mogok, yang rugi mereka sendiri. Kami berharap semua pihak bisa menahan diri, janganlah melakukan tindakan yang justru merugikan, pemerintah sedang berupaya menyelamatkan perekonomian nasional," kata Menperin Euis Saedah di Pacitan. Kepada para pengusaha tahu-tempe yang merasa terjepit dengan mahalnya harga kedelai, Euis menyarankan agar mereka menyiasatinya dengan mengurangi volume bahan baku serta mengurangi ukuran produk. Cara itu dinilai jauh lebih efektif guna mempertahankan margin keuntungan sekaligus mempertahankan pangsa pasar agar tidak ikut terdampak dengan kenaikan harga kedelai serta sejumlah kebutuhan lainnya. "Mudah-mudahan dalam dua-tiga bulan ini (pelemahan rupiah) tidak berlanjut," ujarnya. Euis memastikan pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis guna mengantisipasi merosotnya nilai tukar rupiah, di antaranya dengan menstabilkan nilai tukar rupiah, penguatan ekspor, dan paket-paket kebijakan atau insentif untuk usaha padat karya. Ia juga mengisyaratkan rencana mogok massal yang oleh Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Gapokti) tidak jadi dilakukan setelah pihaknya melakukan sejumlah upaya pendekatan. Namun, Euis tegas mengatakan tidak setuju jika untuk pengendalian harga kedelai harus dilakukan pemerintah dengan memberikan subsidi pada pengusaha kecil. Ia beralasan, kebijakan subsidi justru berisiko memicu potensi permainan pasar, sehingga harga selalu fluktuatif dan dapat dimainkan oleh pedagang. "Karena dibayar oleh pemerintah, mereka bisa sesuka hati mempermainkan harga. Bisa-bisa malah harganya dinaikkan terus," jelasnya. Euis memberi gambaran, reaksi atas melemahnya rupiah saat ini baru dirasakan kalangan pengusaha di level menengah ke atas dan perkotaan. Sedangkan untuk di kota-kota kecil dampaknya belum terasa. Euis kemudian menceritakan, belum lama ini dirinya berkunjung ke wilayah Aceh. Di Kabupaten Pidie, lanjut dia, jumlah stok kedelai cukup melimpah, yakni mencapai sekitar 3.000 ton dan diprediksi pada puncak panen mencapai 6.000 ton. "Untuk industri lain dampaknya belum besar. Mungkin mereka masih memiliki stok bahan atau karena kontrak harga dengan pemasok," ungkapnya. (*)
Pemerintah Imbau Pengusaha Siasati Kenaikan Harga Kedelai
Selasa, 27 Agustus 2013 18:36 WIB