Warga Kota Madiun Keluhkan Buruknya Kualitas Raskin
Jumat, 23 Agustus 2013 21:35 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Sejumlah warga di Kelurahan Kelun dan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur, mengeluhkan beras bagi rakyat miskin (raskin) yang mereka terima rusak dan kualitasnya rendah.
"Beras yang saya terima banyak yang pecah atau meniran. Selain itu ada kutunya dan kalau dimasak hasil nasinya keras dan berbau apek. Meski demikian ya tetap dimasak," ujar Salah satu penerima jatah raskin di Kelurahan Kelun, Sundari, Jumat,
Selain berkualitas buruk, raskin yang diterimanya juga tidak genap 15 kilogram. Setiap pembagian, kadang ia hanya menerima 6 kilogram dan terkadang 7,5 kilogram. Ia pernah menanyakan hal tersebut ke ketua RT setempat dan mendapatkan jawaban jika beras satu sak dengan isi 15 kilogram tersebut dibagi untuk dua hingga tiga orang penerima.
"Dapatnya tidak menentu. Ini saya dapat 6 kilogram, biasanya 7,5 kilogram. Kata Pak RT kalau satu sak isi 15 kilogram tersebut dibagi untuk 3 orang, biar merata. Tapi, masak pensiunan PNS juga dapat raskin di RT sini," terangnya.
Raskin yang berkualitas kurang layak juga diterima sejumlah warga di Jalan Sari Mulya, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo. Meski berkualitas buruk, warga tetap memasaknya dengan cara dicampur dengan beras yang dibeli di pasar.
"Dulu pernah berasnya warnanya agak hitam. Yang ini malah menir. Biar enak dimakan, kami harus selep dulu atau dicampur dengan beras yang ada di pasaran," kata warga setempat, Minarsih.
Warga berharap, raskin buruk yang diterimanya dapat diganti dengan yang lebih baik. warga merasa rugi, karena beras tersebut dibeli meski dengan harga yang sangat murah jika dibandingkan harga di pasaran.
Sementara, Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun Taufan Akib, menyatakan, pihaknya akan segera melakukan pengecekkan ke lokasi untuk mengetahui kebenaran mutu berasnya seperti yang dikeluhkan warga.
"Saya sudah menerima laporan itu dan segera mengecek ke lapangan. Jika kualitasnya tidak sesuai, maka beras akan langsung diganti," ujar Taufan saat dihubungi.
Menurut dia, seharusnya tidak ada keluhan karena raskin yang dibagikan ke warga telah sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Terkait jumlah yang diterima tidak sebanyak 15 kilogram per rumah tangga sasaran, Taufan mengatakan hal itu bukan tanggung jawab bulog lagi, melainkan perangkat desa/kelurahan atau pemerintah daerah masing-masing.
"Selain itu, sebelum dibagikan, petugas di gudang wajib mengecek lagi beras tersebut. Selanjutnya, dari pihak kelurahan atau desa juga dilakukan pengecekan lagi sebelum dibagikan ke rumah tangga sasaran. Namun, apabila masih ada yang lolos, warga bisa laporan ke kelurahan atau bulog untuk diganti," terang Taufan.
Adapun, jumlah rumah tangga sasaran (RTS) penerima raskin tahun 2013 di Bulog Subdivre Madiun sebesar 155.857 RTS. Jumlah itu Menurun jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 185.124 RTS. Dari jumlah RTS penerima raskin tersebut, meliputi Kota Madiun sebanyak 5.560 RTS, Kabupaten Madiun 59.905 RTS, dan Kabupaten Ngawi 90.392 RTS. (*)