Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya, Agoeng Soejanto, merancang bangunan bertajuk "Gedung Pertunjukan Wayang Indonesia di Jakarta" yang meraih juara pertama dalam lomba internal karya tugas akhir di kampus setempat. "Karya bertajuk 'Gedung Wayang' itu diikutsertakan dalam 'Pameran Karya Terbaik Tugas Akhir Program Studi Arsitektur Petra 2012-2013' di Perpustakaan Universitas Petra pada 13-27 Agustus," kata dosen arsitektur UK Petra Surabaya Gunawan T. ST MSc di sela-sela pameran di perpustakaan kampus setempat, Kamis. Dalam pameran itu ada delapan karya terbaik hasil "Super Jury", di antaranya karya Fanny Felina Soebagio berjudul "Grha Batik Gedhog di Desa Kedungrejo, Kerek, Tuban, Jawa Timur" yang menjadi juara kedua, lalu karya yang juara ketiga yaitu Alvin Venantius Kartono dengan judul "Fasilitas Persemayaman dan Kolumbarium di Surabaya". Ada pula beberapa nominasi yaitu karya Franciskus Raymond Halim berjudul "Fasilitas Eduwisata Sejarah Perjuangan Kota Surabaya", dan karya Irene Suryani berjudul "Museum Layang-layang di Surabaya". Selain itu, karya Ivan Sulisthio berjudul "Fasilitas Eco-museum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda", karya Rieky Prasetya Saelendra berjudul "Terminal Penumpang Kapal Pesiar di Benoa, Bali", karya Sherly Laksmono Kwary dengan judul "Fasilitas Rekreasi Edukatif Permainan Tradisional Jawa di Daerah Istimewa Yogyakarta", dan sebagainya. Karya-karya itu dinilai tiga juri yaitu Prof Dr Ir Sandi A. Siregar M.Arch (Universitas Parahyangan-Bandung), Assoc. Prof. Iwan Sudradjat MSA PhD (ITB-Bandung) dan Ir Jimmy Priatman M.Arch (IAI Jawa Timur dan dosen UK Petra). "Penilaian Super Jury untuk Tugas Akhir itu dilakukan secara rutin guna memacu kreatifitas para mahasiswa dan nantinya karya terbaik itu juga akan diikutkan dalam kompetisi internasional seperti di Moskow," kata dosen yang juga anggota seksi pameran itu. Tentang karya bertajuk "Gedung Wayang" itu, ia menjelaskan gedung itu dirancang dengan tiga ruangan yakni ruang pertunjukan D2, ruang pertunjukan D3, dan ruang pertunjukan wayang orang. "Dengan desain itu, kesenian tradisional asli yang mempertontonkan boneka atau orang dengan menggunakan bayangan dan gerakan itu akan menarik, akrab, dan nyaman," katanya. Apalagi, gedung pertunjukan dengan suasana modern itu juga memiliki ruang-ruang teater untuk menampilkan berbagai macam jenis pertunjukan kesenian tradisional wayang serta fasilitas pendukung, seperti galeri, toko souvernir, minimarket, kafe, dan restoran. Dalam waktu yang sama (15/8), Program Studi Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya menghadirkan sebuah replika Radio Raksasa berdimensi dengan tinggi 2 meter, panjang 1,5 meter dan lebar 1,7 meter di Atrium Stage Surabaya Town Square (Sutos). "Istimewanya, replika itu terbuat dari bahan daur ulang yang ramah lingkungan seperti besi siku, tripleks, tempeh sebagai speakernya, bola plastik dan kertas, maka jadilah radio berbahan ramah lingkungan," kata koordinator Microwave 2013, Grace Swestin MA. Ia menjelaskan radio ramah lingkungan itu menyemarakkan "Microphonic Wave" (Microwave) yang merupakan ajang kompetisi untuk mencari penyiar radio berbakat tingkat siswa-siswi SMA se-Indonesia. Tahun ini, peserta kompetisi sebanyak 39 orang dari SMA se-Surabaya. "Kegiatan yang sudah berjalan lima tahun itu mengambil tema 'The Golden Journey' untuk menandai perjalanan media informasi radio yang mengalami pasang surut, terlebih kala media televisi dan internet hadir di tengah-tengah masyarakat menawarkan informasi yang lebih inovatif dan berwarna," katanya. (*)
Mahasiswa Petra Surabaya Rancang Gedung Pertunjukan Wayang
Kamis, 15 Agustus 2013 16:13 WIB