Djoko Santoso Pikir-pikir Daftar Konvensi Capres Demokrat
Selasa, 6 Agustus 2013 12:55 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso mengaku masih pikir-pikir mendaftar konvensi pencalonan presiden melalui Partai Demokrat karena belum mengetahui prosedurnya.
"Undangan saja belum dapat, jadi saya belum menyatakan diri ikut konvensi atau tidak. Nanti juga dilihat dulu, seperti apa mekanisme dan prosedurnya," ujar Djoko Santoso kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, maju sebagai calon presiden tidak hanya dari Partai Demokrat, namun melalui sejumlah partai politik. Bahkan, pihaknya mengaku sudah melakukan komunikasi politik dengan hampir semua partai.
Pensiunan jenderal bintang empat tersebut saat ini mengaku tengah menyusun organisasi, strategi, konsep dan komunikasi dengan berbagai kekuatan politik. Hal ini dilakukan untuk menjaga penguatan menjelang Pemilihan Presiden digelar.
Selain itu, Djoko Santoso kini terus mengembangkan ormasnya, yakni Gerakan Indonesia Asa dengan visi rakyat sejahtera, negara aman.
Ia menjelaskan, meski sudah memasuki masa pensiun, namun ingin tetap membantu bangsa ini menjadi lebih baik dan menyejahterakan masyarakat.
"Ada kata 'Asa', yang artinya harapan. Bisa juga sebagai kepanjangan dari Adil, Sejahtera dan Aman. Di sini kami menekankan keadilan seperti ketika masih di militer, yang sangat diwajibkan bersikap adil," katanya.
Tidak itu saja, Djoko Santoso kini aktif di beberapa organisasi, seperti Ketua Dewan Pembina IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia), Federasi Pekerja Informal ndonesia, Lembaga Insan Indonesia Sejahtera (LIIS), dan sejumlah organisasi lainnya.
Terkait wacana calon pendampingnya sebagai wakil presiden, mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut mengaku belum memikirkannya. Bahkan, ketika disinggung kesiapannya menggandeng atau mendampingi Joko Widodo di Pilpres, ia enggan berkomentar.
"Politik itu harus ada yang namanya kesabaran politik. Bagaimana mengatur strategi dan semuanya, agar tidak tergesa-gesa. Apalagi, politik itu yang penting proses, bukan hasil," katanya.
Sementara itu, Djoko Santoso juga mengaku tak mempermasalahkan jika nantinya ia hanya menjadi orang nomor dua, atau dicalonkan sebagai wakil presiden. Menurut dia, mengabdi untuk negara tidak harus menjadi presiden.
"Jabatan itu bukan sebuah hal mengikat, tapi merumuskan bagaimana barikade bangsa dan membuat bangsa ini lebih baik. Banyak masalah bangsa ini, seperti buruh, hutang, tanah, dan sebagainya. Sehingga barikade bangsa sangat diperlukan," kata dia. (*)