Penyaluran Buku Kurikulum 2013 di Madiun Bermasalah
Rabu, 24 Juli 2013 14:44 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Penyaluran buku paket sejumlah mata pelajaran Kurikulum 2013 di Kota Madiun, Jawa Timur, dinilai bermasalah sehingga terdapat sekolah percontohan yang kurang mendapatkan buku ataupun kelebihan dari jatah yang ditetapkan.
Kekacauan penyaluran buku paket dari Kementererian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut, terjadi pada sebagian besar sekolah percontohan dari tingkat SD hingga SMA.
"Memang kiriman buku paketnya ada yang kurang sebagian atau berlebih untuk beberapa sekolah. Itu semua dari percetakannya, langsung dari Jakarta," ujar Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudmudora) Kota Madiun, Suyoto, kepada wartawan, Rabu.
Data Dikbudmudora Kota Madiun, mencatat, untuk jenjang SMP, dari enam sekolah percontohan, total kekurangan buku paket pada mata pelajaran Matematika mencapai 779 buah, Bahasa Inggris kurang 798 buku, mata pelajaran IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK), PPKN, Penjaskes, serta Prakarya masing-masing kurang 798 buku.
Tingkat SMA, untuk SMAN 1 dari total siswa kelas X berjumlah 270 siswa, malah diterima lebih, yakni 320 buku. SMAN 2 sebanyak 256 siswa diterima 300 buku, dan di SMAN 3 sebanyak 236 siswa diterima 240 buku. Hal tersebut masing-masing untuk tiga mata pelajaran.
Sedangkan di tingkat SD, dari 12 SD percontohan, untuk kelas 1 kurang sebanyak 790 eksemplar. Kemudian, kelas 4 untuk tema 1 sebanyak 1.490 eksemplar, untuk tema 2 dan tema 3 sebanyak 880 eksemplar, serta tema 4 sebanyak 900 eksemplar.
Suyoto mengaku telah melaporkan masalah tersebut ke Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur agar dijadikan bahan rapat kabinet di Jakarta.
Ia menilai, kekurangan dan kelebihan buku paket di sekolah percontohan tersebut dikarenakan tidak dilibatkannya dinas pendidikan setempat dalam pendataan. Buku-buku itu langsung dikirim percetakan ke sekolah sasaran.
Untuk sementara, lanjutnya, bagi sekolah percontohan yang masih kekurangan buku paket, diminta menanti kiriman buku paket tambahan.
"Selain itu, bagi sekolah yang kelebihan buku, sementara kami tampung di dinas dan kemudian didiskusikan dengan kepala sekolah yang masih kekurangan buku. Lainnya, masih menunggu keputusan dari pusat," kata dia. (*)