Disperindag Jatim: Harga Komoditas Pangan Kian Turun
Selasa, 16 Juli 2013 18:23 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jaw Timur optimistis harga sejumlah komoditas pangan di provinsi ini kian turun dengan digelarnya operasi pasar antara 15 Mei-18 Agustus 2013.
"Upaya antisipasi yang dilakukan di 38 kabupaten/kota di Jatim berlaku untuk empat komoditas yaitu beras, gula, minyak goreng dan terigu. Hal itu disebabkan adanya pemberian subsidi distribusi terhadap empat komoditas tersebut," kata Kepala Disperindag Jatim, Budi Setiawan, di Surabaya, Selasa.
Dengan operasi pasar, kata dia, gula pasir ditawarkan menjadi Rp10.000 per kilogram atau lebih rendah dibanding harga pasar yang mencapai Rp11.500 per kilogram. Harga terigu segitiga biru, pada kondisi normal Rp7.300 hingga Rp7.500 per kilogram kini menjadi Rp6.500 per kilogram.
"Lalu minyak dijual dengan harga menjadi Rp7.500 sedangkan harga normal Rp1000 hingga 1100 per kemasan. Beras premium dipatok dengan harga Rp7.350 per kilogram dari harga normal Rp7.600 perkilogram," katanya.
Sementara harga beberapa komoditas lain mengalami kenaikan, seperti cabai rawit dan daging ayam broiler.. Untuk itu, mulai Sabtu kemarin pihaknya sudah bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan Operasi Pasar cabai rawit.
"Dampaknya, sekarang harga cabai turun diangka Rp44.000 perkilogram daripada posisi akhir pekan (9/7) yang mencapai Rp75.000 per kilogram dan harga telur serta daging ayam ras sudah turun. Hanya harga daging sapi yang masih tinggi karena pasokan sangat kurang dan harus impor," tegasnya.
Sementara itu, sebut dia, kenaikan harga berbagai komoditas bahan pokok di Jatim sudah terjadi sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Namun, kenaikan harga BBM bersubsidi yang bersamaan dengan Bulan Puasa Ramadhan 1434 Hijriah mengakibatkan kenaikan semakin tinggi," katanya.
Ia optimistis, Jatim sebagai provinsi agrobis mampu menjadi pemasok berbagai komoditas pangan dan memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan provinsi lain.
"Apalagi beberapa komoditas tersebut juga dikirim ke luar provinsi," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, beragam harga komoditas pangan di Jatim ikut mengalami kenaikan harga walaupun angkanya tidak tinggi seperti di provinsi lain.
"Kondisi tersebut tampak dari laju indeks harga konsumsi (inflasi) Jatim selama bulan Juli yang mencapai 0,63 persen atau paling rendah di Pulau Jawa dan Bali," katanya.(*)