Surabaya (AntaraJatim) - Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya meluncurkan perangkat pemurnian garam sederhana untuk mendongkrak nilai tambah garam. "Alat ini mampu meningkatkan tingkat kemurnian rata-rata kandungan NaCl 88 persen garam krosok menjadi garam halus dengan kandungan NaCl lebih dari 94 persen," ujar Kepala Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Achmad Poernomo di sela Peluncuran dan Temu Koordinasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Masyarakat (Iptekmas) 2013 di Kampus UHT Surabaya, Senin. Alat ini sebenarnya telah diterapkan sejak 2009 sebagai Iptekmas di 18 lokasi kelompok penerima yang tersebar di Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Tuban, Gresik, Surabaya, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Selanjutnya, pada 2012, paket teknologi telah mengalami penyempurnaan. Paket yang diterapkan tidak hanya proses pemurnian, namun juga dilengkapi dengan peralatan iodisasi dan pengemasan. "Kemampuan produksi rata-rata dapat mencapai 2 ton per hari dan menyerap antara tiga hingga lima tenaga kerja. Inovasi sederhana dalam pengolahan garam krosok yang disiapkan menjadi garam konsumsi rumah tangga ini telah berhasil memberikan nilai tambah sekitar Rp500-Rp1.000 per kilogram," ungkapnya. Selain itu, lanjut dia, teknologi sederhana pemurnian garam ini telah memberikan peluang kepada petani tambak garam untuk menjual olahan, bukan lagi garam krosok. "Peluang ini sudah tentu membuka peluang pasar garam yang lebih luas, bahkan dapat merambah pasar industri yang menampung produk garam dengan tingkat kemurnian serta kehalusan yang dihasilkan," kata Poernomo. Dalam kesempatan yang sama, Poernomo mengungkapkan, Iptek yang dihasilkan ini diharapkan tidak sebatas mengawal swasembada garam, namun lebih diarahkan mendukung kemandirian produksi garam nasional. Apabila ditekuni serius dan konsisten, lanjut dia, diyakini kemandirian produksi garam nasional bukan lagi sebuah mimpi. "Kami berharap Litbang terus mengawal peningkatan kualitas garam rakyat dari penerapan teknologi pembuatan dan pengolahan garam yang dapat menghasilkan garam berkualitas industri, serta pembuatan produk turunan garam. Penerapan teknologi akan memberi nilai tambah produksi garam yang berdampak positif pada perekonomian petambak garam," ujarnya. Sementara itu, Rektor UHT Surabaya Laksamana Madya TNI M. Jurianto menjelaskan, penyempurnaan paket teknologi pemurnian garam mampu menunjang kapasitas produksi rata-rata 4 ton per hari, serta penerapan teknologi otomatisasi iodisasi. "Di samping itu, juga lebih efisiensi dan higenitas dalam sistem pengemasan, serta optimalisasi pemanfaatan energi dan limbah," kata dia.(*)
KKP-UHT Luncurkan Perangkat Pemurnian Garam Sederhana
Senin, 24 Juni 2013 13:56 WIB