15.739 Warga Bojonegoro Masih Buta Aksara
Jumat, 14 Juni 2013 10:57 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 15.739 warga Kabupaten Bojonegoro yang berusia 15-59 tahun masih menyandang buta aksara karena keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung dalam bidang pendidikan.
Kepala Bidang Pendidikan Non-Formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Bojonegoro Abdul Aziz, Jumat, mengatakan, pengentasan 15.739 warga buta aksara di daerahnya itu akan dilakukan melalui program keaksaraan fungsional 2013 dan 2014.
Sesuai rencana, katanya, program keaksaraan fungsional tingkat dasar tahun ini akan diikuti sebanyak 8.500 warga yang pelaksanaanya akan dimulai Juli sampai Desember. Sisanya sekitar 7.000 warga lebih akan mengikuti program keaksaraan fungsional 2014.
"Dengan demikian pada 2014 warga Bojonegoro sudah tidak ada lagi yang buta aksara, sebab semua warga penyandang buta aksara sudah mengikuti program keaksaraan fungsional tingkat dasar," katanya, menegaskan.
Ia menjelaskan pendanaan pelaksanaan program keaksaraan fungsional akan memanfaatkan dana APBD Bojonegoro, APBD Provinsi Jatim dan APBN.
Hanya saja, lanjutnya, alokasi yang sudah tersedia baru dari APBD Bojonegoro sebesar Rp450.230.000, sedangkan alokasi dana dari APBD Provinsi Jatim dan APBN masih dalam tahap usulan.
"Kita belum tahu berapa dana yang diperoleh dari APB Provinsi Jatim dan APBN dalam melaksanakan program keaksaraan fungsional tahun ini. Tapi kalau memperhitungkan jumlah peserta program keaksaraan fungsional kebutuhan dananya masih kurang sekitar Rp1,5 miliar," paparnya.
Menurut dia, pelaksana program keaksaraan fungsional di daerahnya itu akan melibatkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan PKK dengan jumlah sekitar 800 tutor baik dari guru SD dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
"Semua tutor pelaksana program keaksaraan fungsional akan memperoleh pelatihan terlebih dulu," ujarnya.
Ditanya mengenai program, Nandar menambahkan pihaknya akan memasukkan program membaca, menulis dan berhitung (calistung) baru yaitu mengenai industri migas.
"Sesuai program keaksaraan fungsional dalam calistung peserta keaksaraan fungsional harus dikenalkan dengan lingkungannya," ucapnya. (*)