BI Kediri Prediksi Penjualan Kendaraan Baru Menurun
Rabu, 5 Juni 2013 18:45 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Kepala Perwakilan BI Kediri Matsisno memprediksi penjualan kendaraan baru di wilayah kerja eks-Keresidenan Madiun dan Kediri, Jawa Timur, tahun 2013 akan menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu, menyusul rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Karena harga BBM naik, tentunya masyarakat akan berpikir untuk membeli mobil ataupun motor," ujar Matsisno kepada wartawan di Madiun, Rabu.
Meski memprediksi turun, namun pihaknya tidak dapat menyebutkan besaran penurunan tersebut. Ia menilai masing-masing produsen dan distributor kendaraan pasti telah melakukan penghitungan prediksi penjualannya jika harga BBM bersubsidi benar-benar dinaikkan.
Sisi lain, penurunan penjualan kendaraan baru tersebut juga dipengaruhi oleh indeks keyakinan konsumen yang menurun sejak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi digulirkan beberapa bulan terakhir.
Di mana, indeks keyakinan konsumen di wilayah eks-Keresidenan Madiun dan Kediri pada bulan Mei menurun 4,21 poin dari bulan sebelumnya menjadi 104,46. Adapun indeks keyakinan konsumen pada April mencapai 108,67.
"Demikian juga dengan optimisme rumah tangga terhadap pembelian barang tahan lama yang menurun 4,23 poin karena kondisi perekonomian saat ini dan juga rencana naiknya harga BBM," terangnya.
Sementara data BI setempat mencatat, konsumsi mobil baru di wilayah Madiun, Kediri, dan sekitarnya selama tahun 2012 mencapai 13.012 unit. Jumlah tersebut meningkat sebesar 57,20 persen dari tahun 2011.
Sedangkan konsumsi atau penjualan motor baru selama 2012 mencapai 292.723 unit atau naik sebesar 23,64 persen dari tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, untuk konsumsi mobil baru di wilayah eks-Keresidenan Madiun, tertinggi adalah daerah Kota Madiun dan Pacitan. Serta wilayah eks-Keresidenan Kediri, tertinggi adalah daerah Trenggalek dan Tulungagung.
Sedangkan untuk konsumsi motor baru di wilayah eks-Keresidenan Madiun, tertinggi adalah di daerah Ngawi dan Pacitan. Serta wilayah eks-Keresidenan Kediri, tertinggi adalah daerah Nganjuk dan Blitar.
Matsisno menambahkan, BI menilai jika harga BBM bersubsidi jadi naik pada bulan Juni ini, maka dapat memicu terjadinya inflasi akibat kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok dan juga indeks harga konsumen lainnya.
"Secara keseluruhan, inflasi pada akhir Desember tahun lalu di wilayah Madiun dan Kediri mencapai 4,5 persen. Diprediksi inflasi di tahun kalender 2013 tidak jauh dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut tergolong relatif karena masyarakat dinilai masih memiliki daya beli. Sedangkan, prediksi inflasi secara nasional akibat kenaikan harga BBM mencapai 7,2 persen hingga 7,7 persen," katanya. (*)