Oleh Desi Purnamawati Jakarta (Antara) - Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) mendorong masyarakat untuk mengubah pola konsumsi dari ketergantungan pada beras beralih pada sumber pangan lokal lain seperti umbi-umbian. "Banyaknya konsumsi beras menjadi salah satu penyebab semakin banyaknya penyakit degeneratif di masyarakat Indonesia, seperti diabetes dan penyakit yang lain," kata Direktur Eksekutif Kehati MS Sembiring di Jakarta, Sabtu. Berdasarkan hasil survei Indonesia Berseru, yang aktif berkampanye soal pangan lokal, pada 300 anak muda tentang pola makan mereka, ditemukan bahwa karbohidrat menjadi unsur yang sangat dominan. Pola makan yang salah inilah yang juga memicu munculnya penyakit degeneratif tersebut. Namun, ada banyak tantangan yang harus dihadapi terkait sumber pangan lokal seperti konversi lahan sawah untuk keperluan lain yang mencapai sekitar 70 hektare sampai 100.000 hektare per tahun. Selain itu, dominasi sektor industri juga menjadi penyebab lajunya alih fungsi lahan, tambah MS Sembiring. Pendekatan yang dilakukan dalam upaya mengatasi sempitnya lahan antara lain dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan untuk menanam sumber pangan bagi keluarga. Penggunaan pekarangan sebagai ladang untuk sumber pangan keluarga, tidak harus dengan pekarangan yang luas. Bahkan rumah-rumah tidak memiliki halaman seperti yang banyak ditemukan di Jakarta juga bisa digunakan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan budidaya vertikultur, yaitu sistem tanam dengan pot bertingkat atau digantung-gantungkan. Tanaman yang bisa digunakan untuk budidaya ini bisa sangat beragam, mulai dari selada, pare, cabai, dan lain-lain. Cara lain yang digunakan adalah dengan intensifikasi pagar dengan menanam ubi jalar, kenikir, terong, dan lain-lain, katanya. (*)
Kehati: Ubah Pola Konsumsi Beras ke Umbi-umbian
Sabtu, 4 Mei 2013 9:52 WIB