Menhut Minta Perhutani Miliki Ahli Bisnis
Rabu, 27 Maret 2013 18:56 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan meminta Perum Perhutani memiliki ahli bisnis agar dapat bersaing dengan perusahaan lain untuk mengelola potensi bisnis hutan yang cukup besar.
"Jangan hanya canggih dalam hal menanam saja, tapi juga canggih dalam berbisnis. Saya usulkan manajer-manajer yang masih muda agar disekolahkan ke sekolah bisnis," ujar Zulkifli saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Perum Perhutani ke-52 di Graha Wana Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) SDM Perhutani di Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu.
Menurut dia, jumlah ahli bisnis di Perhutani masih kurang. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat potensi wilayah hutan di Indonesia yang sangat luas.
"Perhutani jangan hanya memiliki ahli lingkungan dan tanaman saja, tapi juga ahli bisnisnya. Jangan sampai Perhutani diklaim ketinggalan zaman dan ketinggalan pasar karena tidak mempunyai ahli di bidang bisnis tersebut," kata dia.
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto, dalam sambutannya, mengatakan, Perhutani saat ini telah berada di era baru penataan bisnis yang dimulai pada tahun ini hingga 2014.
"Kami sedang melakukan revitalisasi industri kayu dan non-kayu dengan meningkatkan kapasitas yang sudah ada dan pembangunan pabrik baru," Bambang.
Selain itu, guna menunjang "roadmap" menuju Perhutani ekselen, direksi Perhutani telah menyiapkan manajemen SDM berbasis kompetensi per 1 April 2013.
"Dengan basis kompetensi tersebut, bisa jadi karyawan Perhutani yang bekerja keras dan sesuai kemampuannya akan memiliki gaji yang lebih tinggi dari lainnya," kata dia.
Bambang menambahkan, pada tahun ini Perhutani juga telah menaikkan gaji sejumlah karyawannya guna mendongkrak kinerja perusahaan. Perhutani juga sedang menerapkan sistem teknologi informasi secara sentral untuk mengetahui situasi hutan di seluruh Indonesia.
Sementara itu, terdapat sejumlah kegiatan yang dilakukan dalam rangka HUT Perum Perhutani ke-52 di Madiun. Di antaranya adalah bakti sosial di daerah Kebonduren, Kabupaten Madiun masuk wilayah KPH Saradan dan pameran sejumlah produk unggulan non-kayu Perhutani di pusdiklat setempat. (*)