Malang - Tim Bimasakti akhirnya terselamatkan dengan "overtime", setelah merengkuh poin yang saling berkejaran dengan Tonga BSC Jakarta dan berakhir dengan skor 93-87 dalam lanjutan NBL Indonesia di GOR Bimasakti, Sabtu petang. Pertandingan yang berakhir dengan "overtime" selama digelarnya NBL Indonesia seri III di GOR Bimasakti tersebut, merupakan yang pertama kalinya. Setelah sebelumnya menelan kekalahan tiga kali secara beruntun, Bimasakti Nikko Steel Malang dipaksa bermain sengit hingga overtime, meski akhirnya dimenangkan tim tuan rumah dengan skor 93-87. "Dari tiga kekalahan secara beruntun memang menjadi motivasi tersendiri bagi kami. Dalam tiga kali pertandingan terakhir, kami memang tampil buruk, sehingga kami punya semangat lebih agar bisa meraih kemenangan kembali," kata pelatih Bimasakti William "Bill" Frazier McCammon. Pada awal kuarter, Bimasakti bermain tenang dan mendominasi pertandingan. Ketenangan Bimasakti ini, berbanding terbalik dengan Tonga BSC yang bermain cepat. Menghadapi "zone defense" yang diperagakan oleh para pemain Bimasakti, Orlando Uneputty dkk banyak mengandalkan tembakan-tembakan luar. Bimasakti sempat meninggalkan Tonga BSC 11-0 sebelum Haritsa Herlusdityo melancarkan tembakan-tembakan untuk mengejar ketertinggalan. Meski dalam persentase "field goals" yang sangat rendah (28 persen), Tonga BSC berhasil menempel ketat Bimasakti hingga 15-13 di kuarter pertama. Konsistensi serangan bertubi-tubi dari Tonga BSC, mulai memberi hasil di kuarter kedua. Terlepas dari akurasi yang sangat buruk, Tonga BSC sangat terbantu dengan banyaknya jumlah tembakan yang dilepaskan. Di sisi lain, zone defense Bimasakti pun terlalu longgar. Kecepatan dan tembakan-tembakan Herman Kurniawan yang seharusnya masuk dalam jangkauan pertahanan selalu terlambat diantisipasi, sehingga Tonga BSC pun berbalik unggul 36-33 di kuarter kedua. Laga berjalan semakin ketat di kuarter ketiga. Kedua tim bergantian saling memimpin dalam mencetak angka. Tidak ada lagi yang mampu memimpin hingga 10 angka lebih seperti di kuarter pertama. Unggul dari sisi postur, Bimasakti lebih berani melakukan penetrasi dan permainan di bawah ring Tonga BSC. Sementara itu, anak-anak asuh Bintoro, pelatih Tonga BSC, tetap mengandalkan tembakan-tembakan jauh berakurasi baik. Tonga BSC tetap unggul 56-52 di kuarter ketiga. Kejar-mengejar angka terus terjadi hingga kuarter keempat. Namun, Bimasakti mendapat banyak keuntungan dari "free throw" hasil pelanggaran Tonga BSC. Jika Bimasakti mendapat banyak poin dari free throw, Tonga BSC mendulang banyak poin dari "shooting" jarak jauh Haritsa. Haritsa mencetak 16 poin hanya di kuarter empat untuk membawa laga ke masa overtime yang akhirnya dimenangkan oleh tuan rumah, Bimasakti dengan skor 93-87.(*)
Bimasakti Terselamatkan "Overtime"
Sabtu, 23 Februari 2013 20:48 WIB