BP3 Perkirakan Situs di Kediri Altar Pemujaan
Kamis, 14 Februari 2013 19:35 WIB
Kediri - Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, memperkirakan temuan situs di Desa Tirukidul, Kabupaten Kediri adalah altar pemujaan berdasarkan ekskavasi (penggalian) di lokasi temuan.
"Ekskavasi ini baru permulaan untuk mendapatkan kepastian pada penemuan benda peninggalan purbakala," kata ketua tim ekskavasi Wicaknoso Dwi Nugroho di Dusun Kemuning, Desa Tirukidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Kamis.
Ia mengatakan, timnya yang terdiri tiga orang arkeolog akan melakukan berbagai penelitian di lokasi temuan situs yang sempat hilang di daerah tersebut. Dari hasil temuan sementara, terdapat sebuah altar candi. Tempat itu biasanya digunakan untuk pemujaan yang tersusun dari batu bata setinggi 30 sentimeter dengan luas sekitar 1,5 meter.
Pihaknya menyebut, titik lokasi temuan berada di bawah lokasi ditemukannya arca yang sudah terpotong menjadi beberapa bagian itu. Dimungkinkan masih ada bangunan lain di sekitar lokasi temuan tersebut.
"Untuk itu, kami masih gali di sekitarnya," ucapnya.
Tentang periode dari situs tersebut, Nugroho mengaku belum bisa memastikan. Dari struktur batu bata yang ditemukan di lokasi situs baru itu, sama dengan batu bata yang banyak ditemukan di sejumlah situs lain yang ada di Kabupaten Kediri.
Namun, lanjut dia, jika dilihat dari arca yang ditemukan berupa arca perwujudan, biasanya arca seperti itu ada pada masa Kerajaan Singosari dan Majapahit, sementara pada masa Kerajaan Kadiri belum ada.
"Saat ini belum bisa di simpulkan keberadaan temuan ini masuk pada periodisasi kapan. Dari arca yang ditemukan, merupakan arca bentuk perwujudan. Bisa jadi yang kita temukan disini dulunya merupakan tempat pemujaan terhadap tokoh tertentu yang dikultuskan," katanya menjelaskan.
Pihaknya menambahkan, dimungkinkan keberadaan situs yang ada di Dusun Kemuning ini merupakan peninggalan masyarakat Kediri yang hidup di zaman Kerajaan Majapahit. Pada masa Majapahit, Kediri memiliki tempat yang sangat istimewa. Setiap putra mahkota dari Kerajaan Majapahit di tempatkan di Kediri sebelum dinobatkan menjadi raja.
Beberapa yang menjadi perhatian di antaranya ada banyak puri, yang salah satunya adalah Puri kahuripan. Fungsinya, sebagai tempat pendadaran (pelatihan) bagi putra mahkota. Namun, untuk lebih pastinya, masih akan dilakukan kajian lebih dalam. Proses untuk ekskavasi juga masih dilakukan tiga hari mendatang, dan diharapkan dalam waktu itu sudah ada kesimpulan singkat tentang lokasi temuan.
Sebelumnya, warga menemukan sebuah benda yang diduga peninggalan purbakala di Dusun Kemuning, Kabupaten Kediri. Benda berupa arca itu ditemukan hampir dua pekan lalu oleh sejumlah warga yang menggali tanah di pekarangan milik Subur. Arca itu ditemukan terpendam di dalam tanah dengan kedalaman 2,5 meter. Para pekerja menemukan, ketika mereka menggali pekarangan yang tanahnya digunakan untuk urukan tersebut.
Saat ditemukan arca itu sudah patah menjadi tiga dan ditemukan terpisah. Beberapa arca berada di atas tumpukan batu bata yang masih tertata dengan rapi. Besar batu bata itu sekitar 15 x 30 sentimeter.
Di Kecamatan Gurah, sering ditemukan benda purbakala. Sebelumnya, pada 2007 ditemukan sejumlah arca di Dusun Tondowongso, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Situs yang kemudian dikenal dengan Situs Tondowongso itu luasnya diperkirakan lebih dari satu hektare.
Temuan ini dianggap sebagai penemuan terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir (semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya). Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh sejumlah perajin batu bata setempat. (*)